bisnis

Raymond Chin Wanti-Wanti Nasib Bobibos Berujung Jadi ESEMK Jilid 2

Selasa, 25 November 2025 | 20:00 WIB
Raymnod Chin wanti-wanti Bobibos jadi ESEMKA jilid 2 (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

bisnisbandung.com - Raymond Chin, pembisnis sekaligus influencer, menyampaikan kekhawatiran mengenai masa depan Bobibos, bahan bakar baru yang tengah ramai dibicarakan publik.

Dalam penjelasannya di kanal YouTube, ia menilai bahwa euforia besar yang menyertai proyek ini memiliki kemiripan dengan pola yang pernah terjadi pada program ESEMK, proyek otomotif nasional yang sempat dipromosikan secara masif namun kemudian hilang tanpa kejelasan.

Raymond menilai Bobibos memiliki karakteristik yang mirip dengan ESEMK, khususnya dari segi lonjakan perhatian publik, klaim besar yang menyertainya, hingga indikasi politisasi.

Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Prahara PBNU Terhubung dengan Power Game di Lingkaran Istana

“Gua tuh sebenarnya agak takut Bobibos ini nasibnya nanti kayak ESEMK. Hype banget di awal. Sangat dipolitisasi,” lugasnya.

“Tahu-tahu ya kayak kalian tahu sekarang mobilnya tuh gaib. Soalnya komponen-komponennya itu mirip. Pertama ini sangat di-hype,” lanjutnya.

Menurutnya, antusiasme berlebih tanpa verifikasi teknologi berisiko membuat proyek ini bernasib sama seperti sejumlah proyek nasional terdahulu yang kini tidak lagi terdengar.

Ia menyoroti bagaimana Bobibos mulai mendapat sorotan dari berbagai kementerian dan tokoh politik, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa inovasi ini berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu ketimbang fokus pada validasi ilmiah dan pengembangan teknologi.

Baca Juga: NU di Persimpangan, Krisis Kepemimpinan Yahya Staquf dan Tarik-Menarik Faksi PBNU

Salah satu sorotan utama Raymond adalah klaim Bobibos yang dianggap tidak lazim bila dibandingkan dengan standar industri global.

Bobibos disebut memiliki kualitas setara bahan bakar RON 98, emisi hampir nol, hingga kemampuan memproduksi ribuan liter dari satu hektare limbah jerami. Harga yang diklaim sangat murah serta efisiensi mesin yang meningkat drastis menurutnya memicu keraguan.

Raymond membandingkan klaim tersebut dengan perusahaan-perusahaan besar dunia yang mengembangkan teknologi serupa.

Ia menyebut bahwa berbagai perusahaan dengan modal ratusan miliar rupiah sekalipun belum mampu mencapai hasil mendekati klaim Bobibos.

Baca Juga: Bukan Sekadar Gapura, Penjelasan Arsitek ITB Soal Desain yang Dinilai Mirip Candi

Halaman:

Tags

Terkini