bisnis

Jakarta Fair Dipersingkat, Bagaimana Dampaknya terhadap Transaksi Ekonomi?

Selasa, 24 Juni 2025 | 21:00 WIB
Kondisi Ekonomi (Tangkap layar youtube CNBC Indonesia)

bisnisbandung.com - Pemangkasan durasi penyelenggaraan Jakarta Fair 2025 dari 33 hari menjadi 25 hari menjadi perhatian banyak pihak, termasuk kalangan ekonom.

Salah satunya adalah Tauhid Ahmad, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), yang menilai bahwa perubahan ini berpotensi mempengaruhi capaian transaksi dan perputaran ekonomi yang biasa dihasilkan dari event tahunan tersebut.

Tauhid melihat Jakarta Fair sebagai salah satu stimulus penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, terutama di kuartal kedua yang secara historis mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan kuartal lainnya.

Baca Juga: Surat Pemakzulan Gibran Tak Dibacakan, Hersubeno Arief Nilai DPR “Masuk Angin”

“Penyelenggaraan ini berkurang seminggu, dari 33 hari menjadi 25 hari. Nah, memang kekhawatirannya tadi, putaran ekonominya agak sedikit meleset dari perkiraan,” terangnya dilansir dari youtube Kompas TV.

“Tapi ini tetap bisa mendorong momentum tambahan konsumsi masyarakat,” sambungnya.

Menurutnya, meskipun kegiatan ini tetap mampu memberikan dorongan konsumsi masyarakat, sejumlah tantangan perlu dicermati.

Dari sudut pandang Tauhid, pemangkasan durasi pelaksanaan tentu akan berpengaruh terhadap jumlah transaksi yang dapat tercapai. Apalagi, situasi ekonomi masyarakat saat ini sedang tidak berada dalam kondisi ideal.

Baca Juga: Rudi S Kamri Soroti Masifnya Hujatan Terhadap Jokowi: Brutal dan Luar Biasa

Daya beli masyarakat menurun, sebagian besar masyarakat tengah menghadapi beban pengeluaran pendidikan anak pasca-libur sekolah, serta tidak ada lagi dorongan euforia konsumsi seperti yang terjadi di tahun 2024 menjelang Pemilu.

“Jadi saya kira ini agak berbeda. Dan saat ini juga situasinya adalah orang harus membayar biaya sekolah, anak-anak, dan sebagainya. Jadi alokasi ini agak sedikit berbeda dibandingkan kuartal 2 tahun 2024 yang lalu,” jelasnya.

Ia memprediksi bahwa target transaksi sebesar Rp7,5 triliun yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta mungkin akan sulit tercapai.

Baca Juga: Informasi Ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka Terus Mencuat, Politisi PDIP Soroti Pihak Terlibat

Faktor pembanding dari tahun sebelumnya menunjukkan bahwa besarnya angka transaksi Jakarta Fair 2024 didorong oleh kombinasi stimulus seperti bantuan sosial dan antusiasme politik menjelang Pemilu. Namun pada tahun 2025, kondisi makroekonomi serta prioritas pengeluaran masyarakat mengalami pergeseran.

Halaman:

Tags

Terkini