bisnis

Ujung Konflik Perang Dagang, Amerika Terbakar Api Sendiri? Sorotan Pengamat Bisnis

Minggu, 11 Mei 2025 | 08:00 WIB
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat (Tangkap layar youtube Tom MC Ifle)

Bahkan, menurutnya, gerai milik Trump sendiri yang menjual merchandise kampanye diketahui memproduksi barangnya di China.

Selain itu, Tom mencatat dampak lainnya yaitu terbongkarnya rahasia produksi brand-brand mewah asal Barat di China.

 Pabrik di negara tersebut mulai membuka informasi yang selama ini dikunci dalam perjanjian kerahasiaan, termasuk rincian biaya produksi dan asal-usul barang.

 Hal ini membuat citra dan nilai merek Amerika serta Eropa terancam, seiring munculnya produk tiruan dengan harga lebih murah.

Dari sisi pasar finansial, Tom menilai kebijakan ini memperburuk ketidakpastian. Indeks saham utama Amerika menjadi fluktuatif, investor beralih ke aset aman seperti emas, dan risiko inflasi meningkat.

Baca Juga: Disorot Media Internasional! Rocky Gerung: Premanisme Dipakai Demi Kepentingan Politik dan Bisnis

 Ia juga menilai bahwa meskipun tujuan Trump adalah menarik kembali manufaktur ke dalam negeri, kenyataannya langkah tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Beberapa sektor industri bahkan mengalami penurunan produktivitas.

Tom MC Ifle menyimpulkan bahwa kebijakan tarif dagang AS bukan hanya soal perdagangan, tapi juga pertarungan ego, strategi geopolitik, dan tes kekuatan ekonomi global.

 Ia menganggap bahwa langkah ini lebih merupakan bentuk uji kekuatan, untuk melihat siapa mitra yang tunduk dan siapa yang akan melawan.

Namun, dalam proses tersebut, justru ada risiko bahwa Amerika Serikat akan menghadapi tekanan balik yang berat dari negara-negara mitra, serta gangguan dalam stabilitas ekonomi global.***

 Baca Juga: Indonesia Memang Butuh, Uji Coba Vaksin TBC dari Bill Gates Bukan Jadi ‘Kelinci Percobaan’  

Halaman:

Tags

Terkini