Kenaikan gaji tak mampu mengejar lonjakan harga, tapi Inflasi inti tidak cukup mewakili kondisi riil masyarakat.
- Ilusi Kesejahteraan
Fakta ini juga menjadi bukti bahwa banyak orang terjebak ilusi angka.
Nominal gaji naik memang bikin senang. Tapi saat dikonversi ke harga aset riil seperti emas atau kebutuhan pokok, kita baru sadar uang kita makin nggak ada nilainya.
- Jerat Pinjol: Hutang yang Makin Dalam
Celakanya, fenomena daya beli turun ini berpotensi mendorong orang ke jebakan pinjaman online (pinjol).
Baca Juga: DIRGAHAYU ATVLI KE-23: Membangun Sinergi dan Kreativitas Bersama Stasiun TV Lokal
Bayangkan: gaji pas-pasan, harga kebutuhan naik, sementara gaya hidup tak bisa turun.
Banyak pekerja akhirnya terpaksa meminjam uang ke aplikasi pinjol hanya untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
Akibatnya:
Gaji habis buat bayar cicilan pinjol.
Bunga mencekik hingga ratusan persen.
Data pribadi disalahgunakan, diteror debt collector.
Stres mental hingga depresi.
Inilah lingkaran setan kemiskinan yang makin sulit diputus.
Artikel Terkait
Kriminolog UGM Ungkap Celah Keterlibatan Pihak Lain dalam Kematian Arya Daru
Mewanti-Wanti Kebocoran, UU Perlindungan Data Pribadi Sudah Berlaku Tapi Pengawasan Masih Nihil
DIRGAHAYU ATVLI KE-23: Membangun Sinergi dan Kreativitas Bersama Stasiun TV Lokal
Sektor Properti Tertekan, Pengusaha Optimis Lihat Peluang Lewat Data dan Tren Masa Depan
Harga Tanah dan Biaya Konstruksi Naik, Kelas Menengah Kian Sulit Miliki Rumah
Vonis Ringan Hasto Kristiyanto Dinilai Mengejutkan, Adi Prayitno Bandingkan dengan Tom Lembong