Pusat Perbelanjaan Hadapi Ledakan Rojali, Pengusaha Ungkap Ini Bukan Fenomena Baru

photo author
- Kamis, 24 Juli 2025 | 19:00 WIB
Fenomena Rojali di Mall (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)
Fenomena Rojali di Mall (Tangkap layar youtube CNN Indonesia)

bisnisbandung.com - Fenomena Rojali rombongan jarang beli tengah marak di dunia ritel Indonesia, khususnya di pusat perbelanjaan dan mal.

Istilah ini mengacu pada kondisi di mana banyak pengunjung datang berkerumun di mal, namun sangat sedikit yang melakukan transaksi pembelian.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, situasi ini bukanlah hal baru, melainkan siklus yang kerap berulang seiring dinamika ekonomi dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Badan Perlindungan Data Belum Ada di Indonesia, Transfer Data ke AS Berisiko Bocor

“Saya kira fenomena ini selalu terjadi setiap saat, hanya saja memang intensitasnya ataupun jumlahnya itu yang selalu berubah. Tidak sama setiap waktu,” ujarnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.

APPBI mencatat bahwa fenomena Rojali meningkat secara signifikan sejak awal Ramadan dan Idulfitri 2025, dua momentum yang seharusnya menjadi puncak penjualan ritel nasional.

Meski terjadi pertumbuhan penjualan, tetapi peningkatannya tidak mencapai target dan hanya berkisar pada angka satu digit.

Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumen, terutama dari kelas menengah bawah, mulai menyesuaikan kebiasaan belanjanya dengan membeli produk berharga lebih murah atau berunit kecil.

Baca Juga: Data Pribadi Dijadikan Komoditas dalam Negosiasi Tarif Impor AS, Pengamat: Undang-Undang Tidak Melarang

Penurunan daya beli menjadi faktor dominan di balik tren ini. APPBI mengidentifikasi bahwa kelompok menengah bawah masih mengalami tekanan ekonomi sejak gejolak yang terjadi pada 2024.

Ditambah lagi dengan pengetatan anggaran pemerintah dan kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih, masyarakat semakin berhati-hati dalam membelanjakan uang.

Sementara itu, untuk kelompok menengah atas, perubahan pola konsumsi dipengaruhi oleh kehati-hatian dalam menyikapi ketidakpastian ekonomi.

Mereka cenderung menunda pembelian besar atau non-esensial, sehingga kontribusi terhadap total transaksi ritel juga menurun.

Baca Juga: Bukan 19-0, Qodari: Ini Fakta Kemenangan Prabowo dalam Perang Tarif dengan Trump!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X