PHK Massal PT Yihong Dinilai Strategi Lepas Tanggung Jawab, Konsultan Bisnis Soroti Motif Tersembunyi

photo author
- Rabu, 16 April 2025 | 21:00 WIB
Konsultan dan pengamat Bisnis, Tom MC Ifle (Tangkap layar youtube Tom MC Ifle)
Konsultan dan pengamat Bisnis, Tom MC Ifle (Tangkap layar youtube Tom MC Ifle)

Penutupan pabrik berdampak serius terhadap ribuan keluarga yang bergantung pada penghasilan dari sektor ini.

Sementara dari aspek teknologi, banyak pabrik di Tiongkok sudah mengadopsi sistem otomatisasi untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi.

Namun, pabrik di Indonesia seperti Yihong masih bergantung pada tenaga kerja manual. Hal ini membuat perusahaan rentan terhadap gangguan operasional, termasuk mogok kerja.

Kendati begitu, Tom menilai alasan PHK bukanlah semata kerugian akibat mogok. Ia menduga bahwa penutupan pabrik adalah bentuk strategi untuk menghindari kewajiban perusahaan terhadap pekerja kontrak yang mendekati masa pengangkatan sebagai karyawan tetap.

Baca Juga: Ekonom Senior Ungkap Upaya Pemerintah Lindungi Industri dari Dampak Tarif Trump

Dengan melakukan PHK lebih awal, perusahaan bisa menghindari beban seperti jaminan sosial, upah minimum regional (UMR), dan tunjangan tetap lainnya.

Banyak pihak juga mulai curiga bahwa manajemen sengaja mengambil jalan pintas untuk "mengosongkan beban" operasional tanpa memperhatikan hak-hak tenaga kerja.

Apalagi, mayoritas pekerja telah mengabdi hampir dua tahun, dan sebagian besar berusia antara 30 hingga 40 tahun yang mana sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu singkat.***

Baca Juga: Pengamat Menelisik Bahaya Politikal Sinyal dari Kunjungan Menteri ke Solo Bertemu Jokowi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X