Ekonomi China Melambat, Rhenald Kasali: Indonesia Waspadai Dampaknya

photo author
- Jumat, 6 Desember 2024 | 11:00 WIB
Profesor Rhenald Kasali (dok youtube Rhenald Kasali)
Profesor Rhenald Kasali (dok youtube Rhenald Kasali)


Bisnisbandung.com - Perlambatan ekonomi China mulai memicu perhatian dunia termasuk Indonesia.

Profesor Rhenald Kasali melalui kanal YouTube-nya membahas bagaimana perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini tidak hanya berdampak pada negaranya tetapi juga merembet ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Menurut Rhenald Kasali setelah masa kejayaan ekonomi dengan pertumbuhan di atas 10% pada dekade lalu kini China menghadapi perlambatan.

Baca Juga: Tifatul Sembiring Ketua Dewan Penasehat PKS: Sistem Pilkada Ini Sudah Tidak ‘Make Sanse’

Tahun ini pertumbuhan ekonomi mereka diprediksi hanya mencapai 4,3% oleh Bank Dunia jauh di bawah ekspektasi.

Bahkan proyeksi untuk tahun 2040 menyebut angka itu bisa menyusut hingga 2%.

Faktor utama penurunan ini adalah angka pengangguran yang mencapai lebih dari 20%, ditambah dengan penurunan daya beli masyarakat.

"Mental health kini menjadi wabah baru pengganti COVID-19," ujar Rhenald Kasali.

China juga menghadapi dampak kebijakan one child policy yang menyebabkan populasi usia kerja menurun drastis.

Baca Juga: PDIP Tuding ‘Parcok’ Terlibat di Pilkada 2024, Adian Napitupulu: Gampang Kok Nyarinya Googling Saja

China telah menjadi mitra dagang utama bagi ASEAN. Sebanyak 60% ekspor dari negara-negara ASEAN ditujukan ke China.

Namun penurunan daya beli China menjadi ancaman besar bagi negara-negara seperti Indonesia yang mayoritas mengekspor komoditas mentah.

"China sangat dominan bahkan mereka bisa menentukan harga seperti yang terjadi pada batu bara kita," jelas Rhenald.

Selain itu banjirnya produk murah dari China menjadi tantangan tersendiri.

Baca Juga: Prabowo Tidak Sepenuhnya Berkuasa, Sobary: Jokowi Masih Ikut Campur di Wilayah Kekuasaan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X