Mengapa di Bandung Ada Beberapa Nama Tempat Diawali Kata Babakan dan Bojong?

photo author
- Rabu, 7 September 2022 | 14:50 WIB
Illustrasi Nama Bojong di bandung (pixabay)
Illustrasi Nama Bojong di bandung (pixabay)

Dulu di TVRI Bandung pernah tayang sinetro serial berbahasa Sunda ”Bojong Rangkong”. Orang bertanya-tanya di mana kampung Bojong Rangkong itu. Apakah di daerah Bojong Soang atau dekat Babakan Ciparay?

Tentu saja nama Bojong Rangkong itu fiktif, hanya ada pada imajinasi penulis naskah, Rahmatullah Ading Affandi (RAF). Benar di Bandung dan sekitarnya ada beberapa nama kampung diawali dengan kata ”babakan” atau ”bojong”.

Pada peta Kota Bandung tertera nama Babakan Ciparay, Babakan Tarogong, Babakan Surabaya, Babakan Ciamis, dan sebagainya. Tertera pula nama Bojong Koneng, Bojong Loa, Bojong Neros, Bojong Soang, dan sebagainya.

Baca Juga: Ina Cookies Kue Kering Bandung Asal Bojong Koneng Ini Tembus Ekspor Ke Luar Negeri

Menurut Kamus Basa Sunda R.A.Danadibrata, babakan berarti kampung baru yang didirikan dan dihuni pendatang baru. Para pendatang itu mendirikan rumah di tempat kosong, diikuti warga sekampungnya.

Setelah kampung baru itu tumbuh, penduduk asli di sekitarnya memberi nama kampung itu menurut tempat asal para pendatang itu. Babakan Ciparay, karena orang pertama yang mendirikan kampung itu orang Ciparay.

Pada zaman Belanda, pabrik senjata (ACW) milik tentara Belanda di Surabaya dipindahkan ke Kiara Condong, Bandung. Para pegawainya juga banyak yang harus ikut pindah.Mereka mendirikan perumahan di tanah kosong tidak jauh dari stasiun kereta api.

Kampung baru itu oleh penduduk di sekitarnya diberi nama Babakan Surabaya. Orang yang pertama membangun kampung baru itu oleh orang Sunda disebut ”ngababakan”. Berbeda dengan kampung yang diawali dengan kata bojong.

Baca Juga: Mengunjungi Curug Bojong, Area Wisata di Kawasan Hutan

Bojong, orang Tasikmalaya mewnyebutnya bobojong, ialah tanah timbul akibat pengendapan di antara dua muara atau tikungan sungai. Tanah tersebut sangat subur sehingga banyak petani terdekat, memanfaatkannya untuk lahan pertanian.

Di samping bercocok tanam merteka juga mendirikan rumah. Lama kelamaan, bojong itu menjadi kampung baru. Karena kampung itu berkembang, sungai yang mengalir dan mengendapkan tanah itu mengecil bahkan hilang.

Pemberian nama kampung baru di bojong berbeda dengan penamaan babakan. Ada bojong yang dikaitkan dengan nama pohon, binatang, bentuk bojong, dan sebagainya. Kebanyakan berkaitan dengan nama pohon atau tumbuhan yang terdapat di tempat itu.

Baca Juga: Banjir, Siswa SDN Bojong Asih Belajar di Kantor Desa

Ada Bojong Loa, Bojong Malaka, di luar Bandung ada Bojong Picung, Bojong Kokosan, dan sebagainya. Semuanya nama pohon. Di sana ada pohon loa, malaka, picung, kokosan, dan sejenisnya. Disebut Bojong Neros karena bojong itu makin ujung makin sempit.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X