Berlokasi sekitar 30 mil dari perbatasan Afghanistan, kota ini mendapatkan namanya dari angin kencang yang sering berhembus hingga 120 km/jam.
Kincir angin Nashtifan, yang dikenal sebagai "asbat", terbuat dari kayu, tanah liat, dan jerami. Menara-menara kincir ini memiliki dua fungsi utama: menggiling gandum dan memompa air dari sumur.
Teknologi ini telah digunakan sejak zaman Dinasti Safawi dan menjadi inspirasi bagi perkembangan kincir angin di Timur Tengah, Asia, dan Eropa.
- Desa Kandovan
Terletak di lereng Pegunungan Sahand, desa Kandovan dikenal dengan rumah-rumah berbentuk kerucut yang menyerupai sarang lebah.
Formasi batuan ini terbentuk secara alami dari abu vulkanik akibat letusan gunung dan kemudian diukir menjadi tempat tinggal oleh manusia ribuan tahun lalu.
Penduduk desa ini menggali dan membangun rumah mereka langsung di dalam batuan vulkanik, menciptakan lingkungan yang sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin tanpa memerlukan sistem pemanas atau pendingin buatan.
Dengan sejarah yang diperkirakan lebih dari 10.000 tahun, Kandovan masih dihuni hingga kini dan menjadi daya tarik wisata yang unik.
- Desa Maiman
Di provinsi Kerman, desa Maiman merupakan salah satu tempat tertua yang pernah dihuni manusia di dataran tinggi Iran.
Penduduknya membangun rumah-rumah gua di lereng perbukitan tanpa menggunakan bahan bangunan seperti batu bata atau kayu.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa pemukiman ini telah ada sejak zaman batu pertengahan, sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Arsitektur Maiman yang bertingkat dan berbentuk unik menunjukkan adaptasi luar biasa manusia terhadap lingkungan.
Rumah-rumah ini tetap nyaman meskipun berada di wilayah yang mengalami suhu ekstrem tetap hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas.
Meskipun banyak penduduk yang telah pindah ke kota-kota besar, sebagian tetap bertahan di desa ini dengan gaya hidup tradisional mereka.
Baca Juga: Janji Efisiensi Prabowo Dipertanyakan, Mohamad Sobary: Cuma Wacana!