bisnisbandung.com - Bahasa Sunda dan Jawa pada dasarnya memiliki banyak perbedaan yang signifikan dalam arti kata ataupun cara penuturannya.
Bahkan seringkali kita temui kata dari sunda dan jawa yang sama, namun berbeda arti dan sangat bertolak belakang.
Tetapi ada yang unik di Kota Banjar, sebuah penelitian mengungkap keberagaman bahasa yang digunakan oleh pedagang buah di Pasar Langensari.
Penelitian ini menunjukkan adanya kombinasi dialek Jawa dan Sunda yang digunakan dalam transaksi sehari-hari, mencerminkan keragaman budaya yang hidup di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Baca Juga: Gibran Terancam Dibuang? Refly Harun Prediksi Megawati dan Prabowo Bersatu!
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisah dan Andri Noviadi dari Universitas Galuh ini mendapati bahwa pedagang dan pembeli di pasar tersebut menggunakan bahasa dengan variasi kosakata geografis dan sosial.
"Dialek geografis merupakan variasi bahasa yang dipengaruhi oleh wilayah, sedangkan dialek sosial mencerminkan latar belakang sosial penutur, seperti pekerjaan dan pendidikan," tulis peneliti dalam laporan yang dipublikasikan di e-Jurnal Literasi (Volume 2, Nomor 1, April 2018).
Menurut hasil penelitian, sebanyak 47 kosakata unik ditemukan dalam interaksi pedagang dan pembeli, dengan 11 kosakata berasal dari dialek geografis dan 36 dari dialek sosial.
Baca Juga: Koalisi atau Kompetisi? Budi Adiputro Menelusuri Jalan Bersama Jokowi dan Prabowo
Beberapa contoh kata dari dialek Sunda yang digunakan termasuk artosna (artinya "harganya") dan pun bibi (artinya "ibu penjual"), sementara dari dialek Jawa ditemukan kata seperti sekawan doso (artinya "empat puluh") dan larang tenan (artinya "mahal sekali").
Studi ini juga menyoroti bahwa fenomena multilingualisme di Langensari mencerminkan dinamika masyarakat perbatasan, di mana interaksi antardaerah menciptakan bentuk komunikasi yang unik
Peneliti menyimpulkan bahwa analisis ragam bahasa ini tidak hanya berguna untuk memahami dinamika sosial budaya, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran teks negosiasi di tingkat sekolah menengah.
Baca Juga: Misteri Nama Jalan di Tasikmalaya, Mengungkap Pola Penamaan Terkait Identitas dan Budaya Lokal
Kombinasi Bahasa di kota Banjar menjadi bukti saling menghargai dan menerima perbedaan di negara yang multikutural ini.