Perburuan orang Aborigin menjadi mata pencaharian yang dijanjikan bagi orang-orang kulit putih pada masa itu.
Baca Juga: Seorang Nenek Meninggal Dunia Dalam Kondisi Bersujud Saat Sholat Isya
Meskipun suku Aborigin berusaha melawan dengan senjata tradisional, mereka tidak berdaya menghadapi senjata modern yang dimiliki oleh penjajah Eropa.
Truganini, salah satu dari sedikit pahlawan yang tersisa, menyaksikan dengan kepahitan kekejaman yang melanda tanah kelahirannya.
Namun, perlawanan tak mampu menghentikan gelombang kekerasan dan pengejaran yang sistematis.
Baca Juga: Misteri Benua Atlantis Sering Dikaitkan dengan Indonesia, Surga Dunia yang Menghilang tanpa Jejak
Jumlah penduduk Aborigin Tasmania menurun secara drastis, hingga akhirnya hanya tersisa sedikit orang.
Truganini, wanita Aborigin yang tangguh, berusaha meminta agar jasadnya dihormati, namun, permintaannya diabaikan.
Pada akhirnya, setelah perjuangan panjang, jasadnya dikembalikan kepada keturunannya pada tahun 1976.
Meskipun suku Aborigin Tasmania telah punah, keturunannya masih hidup, menjaga dan merayakan warisan mereka dengan bangga.
Dalam pemandangan Tasmania yang indah, mereka tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan, memelihara sejarah dan budaya dengan kebanggaan yang tak tergoyahkan.***