Bisnisbandung.com - Di tengah dunia yang tengah menggema dengan teriakan solidaritas untuk Palestina, ada satu kelompok yang ternyata menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebebasan dan keadilan.
Mereka bukanlah para pemimpin politik atau tokoh-tokoh terkenal, melainkan generasi anak muda yang sering dianggap lemah dan tidak memiliki semangat perjuangan. Mereka adalah generasi Z.
Siapa sangka, bahwa di antara jutaan orang yang turun ke jalanan atau bersuara di media sosial untuk mendukung Palestina, yang paling lantang berbicara dan paling aktif bergerak adalah para anak muda dari generasi Z.
Baca Juga: Bivitri Susanti Ungkap Adanya Intimidasi Terkait Ungkapan Dugaan Kecurangan Pemilu
Mereka yang seringkali dianggap sebagai generasi yang lembek, tidak memiliki loyalitas, dan lemah dalam semangat juang, justru menjadi pionir dalam pergerakan solidaritas ini.
Mari kita telusuri jejak mereka setelah Israel melakukan serangan yang kejam terhadap warga sipil di Gaza.
Puluhan hingga ratusan ribu orang memenuhi jalanan di berbagai kota besar di seluruh dunia untuk mengecam kekejaman rezim Zionis dan menyatakan dukungan mereka kepada Palestina.
Gerakan ini kemudian berkembang menjadi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
Baca Juga: Menuju Indonesia Uhuy, Tanggapan Komeng terkait foto nyelenehnya sebagai caleg DPD RI Dapil Jabar
Anak-anak muda dari berbagai belahan dunia tampil di garda terdepan, bahkan di Amerika Serikat yang pemerintahnya secara terang-terangan mendukung agresi militer Israel terhadap Palestina.
Mayoritas anak muda di sana justru memberikan dukungan kepada Palestina.
Menurut penelitian, 66% dari mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun tidak setuju dengan serangan Israel, dan 52% menyatakan lebih bersimpati dengan Palestina daripada Israel.
Di ranah media sosial, terutama di platform seperti TikTok, Facebook, dan Instagram, konten-konten yang mendukung Palestina mendominasi.
Baca Juga: Jadi begini rasanya, beberapa sifat Chindo yang harus kamu tahu sebelum berteman dengannya