Xi Jinping Sang Pemimpin China Dijaga Segitunya, Ternyata Seberisiko Itu untuk Negaranya

Bisnisbandung.com - Ekonomi sebuah negara sangat bergantung pada berbagai faktor, dan salah satu yang paling krusial adalah kepala negara.

Terlebih bagi negara sebesar China, kehilangan pemimpin dengan visi besar seperti Xi Jinping bisa berdampak buruk pada perekonomian. Oleh karena itu, sistem keamanan sang presiden selalu dijaga dengan sangat ketat dan rinci.

Dilansir dari youtube daftar populer saat bepergian di dalam negeri, keamanan Xi Jinping mendapatkan perhatian khusus.

Baca Juga: 6 Tipe Orang yang Akan Membahayakan Uangmu, Jenis Nomor 5 Ada Dimana-mana

Hanya beberapa pejabat tinggi yang mengetahui jadwal keberangkatan dan tujuan penerbangan presiden.

Pasukan keamanan presiden (Paspampres) sering kali muncul tiba-tiba di bandara dengan jumlah yang banyak, setelah sebelumnya menyamar sebagai warga biasa. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan penuh Xi Jinping.

Persiapan keamanan dimulai beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum keberangkatan.

Baca Juga: Jokowi Akan Terkucilkan Jika Masuk DPA Berisi Megawati dan SBY, Rocky Gerung: Auranya Kalah

Pengawasan dini dilakukan terhadap tingkah laku warga sekitar dan kondisi gedung yang bisa digunakan sebagai tempat pengamanan utama, seperti untuk menempatkan penembak jitu. Selain itu, jalur perjalanan dan jalur evakuasi darurat juga dipetakan dengan cermat.

Saat dalam perjalanan darat, Xi Jinping mendapatkan pengawalan konvoi keamanan yang terdiri dari puluhan pengendara motor militer, kendaraan lapis baja yang mengangkut pasukan khusus.

Serta ambulans dan pemadam kebakaran. Pengawasan udara menggunakan helikopter dan pesawat terbang juga disertakan.

Baca Juga: Masa Pemerintahan Jokowi Pengusaha Dibelenggu Kebijakan Berubah-ubah, Faisal Basri: Bikin Pening Kepala

Mobil kepresidenan yang digunakan adalah Hongqi N701, buatan dalam negeri dengan fitur keamanan tinggi seperti kaca anti peluru, bodi berlapis baja, sasis anti bom, dan ban anti peluru.

Mobil ini sudah digunakan Xi Jinping dalam berbagai pertemuan internasional, termasuk di Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.