"Jadi dua ini yang kita akan bangun selain kesadaran juga pondasi ekonominya, jadi bank nutrisi itu sebagai charity nya kita coba giring yang belum mampu membeli kita suplai dulu, tapi ke depannya ada Kebun Amal Nutrisi,"tuturnya.
Kebun Amal Nutri, sebutnya, terintegrasi antara lahan-lahan tidur, di mana dalam pengelolaanya melibatkan para keluarga (yang memiliki balita) stunting yang ekonominya lemah, Ketiga program tersebut didanai dari dana zakat yang dari yayasan Rumah Amal Salman.
Ia berharap, dengan adanya program ini dapat muncul tambahan pemasukan bagi keluarga yang memiliki balita stunting. Sesuai arahan Bupati Garut, pihaknya akan melakukan pengecekan hasil dari program ini dalam 4 bulan ke depan.
"Semoga nanti hasilnya sangat positif untuk membangun pengetahuan juga ekonomi masyarakat. Saya kira gerakan ini kalau kita angkat stunting dan kepemudaan ini jadi inspirasi bagi banyak daerah selain penguatan teknologi," ungkapnya.
Baca Juga: Untuk Pasangan Menikah,Simak Strategi Agar Pernikahan Langgeng
Komitmen IA ITB Jawa Barat Wujudkan Generasi Juara
Kabupaten Garut memiliki angka stunting yang cukup tinggi di Jawa Barat. Terdapat 15,6 persen balita yang tergolong stunting atau sekitar 32.000 anak yang mengalami stunting. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Leli Yuliani. Meski demikian, tambah Leli, Pemkab Garut telah melakukan intervensi melalui program TOSS (Temukan Obati Sayangi Balita Stunting).
Program Temukan, Obati, Sayangi, balita Stunting (TOSS) di Kabupaten Garut saat ini masih berjalan. dr. Leli menerangkan, bahwa pihaknya terus melakukan penimbangan ulang dan memberikan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa susu dan telur, serta pangan lokal bagi balita stunting.
"Kami sangat mengapresiasi dari IA ITB Jawa Barat, kemudian Rumah Amal Salman, dan Yayasan Bidan Berbagi Indonesia untuk mengadakan acara atau pelatihan kader muda sehat ini, kami sangat mengapresiasi muda-mudahan tidak hanya untuk Banyuresmi, tidak hanya untuk Desa Karyasari, tapi juga untun desa-desa lainnya di Kabupaten Garut seperti itu," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Ketua IA ITB Jawa Barat menyampaikan apresiasinya terhadap para Kader Muda Sehat yang baru dilantik.
Dalam akun instagramnya, Jalu berharap bahwa para kader muda dapat berbaur dengan masyarakat seraya mengajak bersama mengatasi stunting.
Baca Juga: Khusus Untuk Jomblo! Ternyata ini Alasan Mengapa Sampai Sekarang Kamu Sulit Menemukan Pasangan
“Mengapa Kader Muda Sehat, sebab mayoritas masyarakat kita bukannya tidak peduli kesehatan, namun tidak mengetahui pola hidup sehat dan kebutuhan nutrisi yang wajib dipenuhi.
Selain itu, para pemuda alumni program KMS nantinya juga akan membangun keluarga baru yang diharapkan dapat membawa pengetahuan tentang gizi ke keluarga masing-masing”
Jalu menambahkan bahwa melalui kolaborasi yang dibangun oleh berbagai macam stakeholder ini, permasalahan stunting di Jawa Barat dapat segera teratasi.