Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mencuri perhatian lewat inovasi sosialnya.
Kali ini Dedi Mulyadi meluncurkan gerakan “Rereongan Sapoe Sarebu” sebuah program gotong royong yang mengajak masyarakat, ASN, hingga pelajar untuk menyisihkan Rp1.000 per hari guna membantu warga kurang mampu di bidang pendidikan dan kesehatan.
Program ini secara resmi diatur melalui Surat Edaran Nomor C/149/PMD04-Kesra dengan tujuan membantu biaya sekolah atau pengobatan warga yang sedang mengalami kesulitan.
Baca Juga: Bandung di Persimpangan
“Rp1.000 itu kecil kalau sendiri tapi kalau dikumpulkan dari jutaan orang Jawa Barat hasilnya luar biasa. Ini bukan soal nominal tapi soal empati dan rasa kebersamaan,” ujar Dedi Mulyadi.
Dana dari program ini akan dikumpulkan melalui rekening khusus di Bank BJB, dikelola oleh pengurus di tiap instansi dan lingkungan masyarakat.
Semua laporan keuangan akan disampaikan secara terbuka lewat aplikasi Sapa Warga dan portal resmi Pemprov Jabar.
Menanggapi kekhawatiran warga Pemprov Jawa Barat memastikan telah menyiapkan sistem pengawasan berlapis.
Setiap perangkat daerah akan memiliki tanggung jawab pengelolaan dan pelaporan sesuai lingkupnya.
Baca Juga: Adi Prayitno Ungkap MK Diharapkan Jadi Penyeimbang di Tengah Privilege DPR
“Setiap rupiah akan dipantau. Kami akan libatkan masyarakat dalam mekanisme pengawasan agar semua bisa melihat dan menilai sendiri transparansinya,” tegas Dedi Mulyad.
Dedi Mulyadi berharap gerakan “Rereongan Sapoe Sarebu” bisa menjadi simbol gotong royong baru di Jawa Barat.
Sekaligus bukti nyata bahwa kepedulian kecil dari banyak orang bisa menjadi kekuatan besar untuk kemanusiaan.
Namun program ini menuai reaksi beragam dari warga Jawa Barat.
Baca Juga: Feri Amsari Sebut Polemik Pensiun DPR Bukan Soal Uang, Tapi Ketidakadilan