Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau aliran irigasi di wilayah Karawang Barat dan menemukan masalah serius.
Saluran sekunder dari Kali Malang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pertanian kini banyak tersumbat karena keberadaan bangunan liar dan dialihkan untuk kepentingan perumahan.
Dalam instagramnya, Dedi Mulyadi menjelaskan air dari saluran sekunder tersebut selama ini dipakai untuk mengairi sawah di Karawang.
Baca Juga: Ekspor Logam Dorong Kinerja, Neraca Perdagangan RI Catat Lompatan Signifikan
Namun kenyataannya sebagian besar justru dialihkan ke perumahan hingga waterboom di sekitarnya.
"Yang jadi problem hari ini seluruh daerah aliran sungai untuk kepentingan pertanian dipenuhi rumah-rumah liar. Akhirnya airnya tidak mengalir ke sawah," kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menegaskan peruntukan irigasi yang sudah dibangun sejak era kolonial Belanda, Bung Karno, hingga Orde Baru.
Seharusnya tetap dijaga untuk kepentingan pertanian.
Ia menyoroti peran penyelenggara negara yang dianggap lalai dalam mengatur kepentingan dunia usaha dan petani.
Baca Juga: Indonesia Berpeluang Catat Pertumbuhan Lebih Cepat di Sisa 2025, Ini Kata Menkeu Purbaya
"Yang salah bukan pengusaha. Yang salah adalah kenapa penyelenggara negara tidak mengatur dengan baik antara kepentingan dunia usaha dengan kepentingan warga pertanian," ucapnya.
Menurutnya keuntungan yang didapat dari penjualan air ke perumahan seharusnya digunakan oleh PJT (Perum Jasa Tirta) untuk memperbaiki saluran irigasi, bukan justru membiarkan petani kehilangan haknya.
"Untung dari penjualan air ke perumahan semestinya digunakan untuk membangun irigasi, sehingga masyarakat petani terbantu. Bukan terbalik," tegasnya.
Dedi Mulyadi juga menekankan pentingnya solusi konkret.
Baca Juga: Skandal Kuota Haji, ICW Soroti Kerugian Negara dan Jemaah yang Tersisih