Polda Jabar kini berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya, Polda Jateng, Polda Jatim, hingga Mabes Polri, Bareskrim, dan Densus 88.
Tujuannya menelusuri aktor intelektual di balik jaringan anarkis ini.
Kapolda menegaskan kelompok ini berbeda dengan jaringan radikalisme.
“Mereka bukan berbasis ideologi agama, tapi lebih pada kekecewaan sosial dan ekonomi, serta doktrin yang mereka peroleh dari internet,” jelasnya.***