Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menaruh perhatian serius terhadap merosotnya pendapatan sopir angkot di wilayahnya.
Dalam perbincangan langsung bersama para sopir, Dedi Mulyadi mendengar langsung keluhannya.
Dikutip dari instagram Dedi Mulyadi, penghasilan harian sopir angkot yang tak lagi mencukupi akibat persaingan dengan ojek online dan kendaraan pribadi.
Baca Juga: Blok-Blok Kekuatan Baru akan Muncul Imbas Kebijakan Donald Trump, Prediksi Rocky Gerung
“Kalau dapat sehari Rp150.000 saja sudah bersyukur, Pak,” ujar salah satu sopir angkot.
Dari jumlah tersebut sebagian besar harus disetor ke pemilik angkot dan dibelikan bensin.
Alhasil hanya tersisa Rp30.000 hingga Rp50.000 untuk dibawa pulang.
Menanggapi kondisi ini Dedi Mulyadi menawarkan dua gagasan alternatif.
Pertama ia mengusulkan skema kerja sama dengan perusahaan mobil listrik.
Baca Juga: Respons Lambat Pemerintah Dinilai Memperburuk Dampak Kebijakan Tarif Trump
Dalam skema tersebut para sopir bisa langsung mengemudikan taksi listrik tanpa uang muka (DP).
Sistemnya seperti cicilan langsung dari hasil setoran harian hingga kendaraan bisa dimiliki dalam beberapa tahun.
“Saya melobi perusahaan mobil listrik. Mobilnya dijadikan taksi, sopir angkot bisa pakai tanpa DP. Mereka tinggal nyetor harian. Setelah beberapa tahun lunas,” ujar Dedi Mulyadi.
Meski ide ini masih dalam tahap pengkajian, Dedi Mulyadi optimistis bisa mengubah nasib sopir angkot di tengah gempuran moda transportasi digital.
Baca Juga: Bukan Soal Tarif 32%, Ferry Latuhihin Ingatkan Ancaman Terbesar dari Kebijakan Trump