Bisnisbandung.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai menghadapi tantangan yang kian berat.
Bukan hanya belum selesai mengonsolidasikan kekuatan internal, kini pemerintah juga harus berhadapan dengan kebijakan dagang agresif Presiden AS Donald Trump.
Pengamat politik Rocky Gerung menyebut langkah Trump menaikkan tarif impor hingga 32% terhadap Indonesia adalah pukulan telak.
Baca Juga: Pendatang Bukan Beban! Pengamat: Sejalan dengan Perkataan Gubernur, Jakarta Itu Milik Semua
Kebijakan itu diumumkan pada 2 April 2025 waktu Washington dan berlaku global berdampak ke 58 negara termasuk Indonesia.
"Ini bukan yang tertinggi tapi tetap saja sangat telak bagi Indonesia," kata Rocky Gerung dalam youtubenya.
Menurut Rocky Gerung banyak negara seperti Uni Eropa, Kanada, dan bahkan Meksiko sudah siap merespons langkah Trump.
Namun Indonesia justru terlihat "tergagap-gagap" dan minim antisipasi.
Rocky Gerung menilai Presiden Prabowo kini menghadapi tantangan ganda.
Baca Juga: Jakarta Dipenuhi Pendatang Baru, Bagaimana Pramono Anung Mengelola Urbanisasi? Tanggapan Chico Hakim
Di satu sisi konsolidasi internal pemerintah belum selesai.
Di sisi lain Indonesia dihadapkan pada realitas ekonomi global yang penuh gejolak.
"Prabowo belum selesai konsolidasi. Sekarang dihantam perang dagang. Ini bukan tantangan biasa," tegas Rocky Gerung.
Menurutnya target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang digaungkan Prabowo menjadi sangat berat dicapai.
Baca Juga: Analis Politik Menilai Presiden Prabowo Bisa Selesaikan Perseteruan Antar Mantan Presiden RI
Artikel Terkait
Jokowi Harus Tahu Diri, Rudi S Kamri: Tanpa PDIP Tak Akan Jadi Presiden!
Adi Prayitno: Didit Prabowo Idola Baru yang Mencairkan Ketegangan Politik Tanah Air
Dedi Mulyadi Geram! Desak Kapolda Jabar Tangkap Kepala Desa Klapanunggal
Sopir Angkot Puncak Bogor Langgar Instruksi, Dedi Mulyadi Beri Peringatan Keras
Perbaikan Jalan di Jawa Barat, Dedi Mulyadi: Prioritas Jalan Provinsi, Stimulus untuk Daerah Kemudian
Sopir Angkot Mengadu ke Dedi Mulyadi, "Insentif Kami Dipotong Rp 200 Ribu, Pak!"