Dalam perbincangan Dedi Mulyadi juga menyoroti potensi ekonomi dari produk lokal Sumedang seperti ubi Cilembu dan mangga Gedong Gincu.
Ia mendorong pengembangan wisata berbasis pertanian seperti wisata mulung buah agar produk-produk lokal semakin dikenal dan bernilai ekonomi tinggi.
"Misalnya, dibuat konsep wisata mulung buah di Sumedang, di mana wisatawan bisa menikmati pengalaman memetik mangga Gedong Gincu atau ubi Cilembu langsung dari kebunnya. Ini bisa meningkatkan daya tarik wisata dan ekonomi lokal," jelasnya.
Sumedang juga dikenal dengan seni tradisionalnya, seperti Tarawangsa, yang harus terus dilestarikan. Dedi mengusulkan festival budaya tahunan agar Sumedang memiliki event unggulan yang bisa menarik wisatawan.
Baca Juga: Indonesia Gabung BRICS, Pengamat: Tidak ada Kaitannya untuk Memperluas Pangsa Pasar Ekspor
"Di Bali, festival Ogoh-Ogoh bisa menjadi daya tarik utama. Kenapa kita tidak bisa membuat festival Tarawangsa menjadi ajang internasional? Ini bisa menjadi magnet budaya bagi wisatawan," kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi dan Bupati Sumedang jelas bahwa Sumedang memiliki potensi besar sebagai pusat peradaban Sunda yang masih tersisa.
Dengan branding yang kuat, pengembangan infrastruktur, pemberantasan kemiskinan berbasis budaya, serta pelestarian seni dan tradisi, Sumedang bisa menjadi ikon budaya Sunda yang berdaya saing tinggi.
"Mari bersama-sama kita jadikan Sumedang sebagai kota budaya Sunda yang berkembang, lestari, dan tetap memegang teguh nilai-nilai sejarah serta kearifan lokalnya," tutup Dedi Mulyadi.***