"Petani kita mengalami kerugian besar. Nanas tercampur debu, teh kualitasnya menurun, dan air pun semakin berkurang. Pariwisata di Subang Selatan yang dulu ramai, sekarang sepi," jelasnya.
Selain itu Rey menyoroti aksi unjuk rasa yang digelar baru-baru ini.
Ia menyebutkan bahwa demonstrasi tersebut bukan murni dari masyarakat terdampak melainkan melibatkan ormas dan kelompok pendukung politik tertentu.
"Yang demo itu sebenarnya bukan sopir truk atau masyarakat tambang tapi lebih ke ormas dan aktivis yang ada kepentingan lain," ungkapnya.
Baca Juga: Menggunakan Beskap Melayu Hitam, Presiden Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan oleh Raja Malaysia
Rey mengusulkan agar kebutuhan material untuk proyek strategis nasional (PSN) dan kawasan industri didiskusikan secara bersama antara pemerintah, pihak PSN, dan pemilik tambang.
"Kita buat perjanjian setelah kebutuhan PSN terpenuhi tambang ditutup, lahan direklamasi, dan jalan diperbaiki," tegas Rey.
Ia juga berencana membuat kajian dampak tambang ilegal terhadap perekonomian masyarakat dan pariwisata Subang.
Baca Juga: Keributan Terjadi Antara Conceicao dan Calabria Pasca Laga Milan vs Parma, Ibrahimovic Turun Tangan
"Kita harus bicara dengan data. Kalau perlu saya akan buat riset dampaknya secara menyeluruh agar kebijakan yang diambil benar-benar berdampak positif," ujarnya.
Dengan berbagai langkah konkret yang direncanakan Dedi Mulyadi berharap Subang bisa segera bangkit dari permasalahan tambang ilegal dan infrastruktur yang menjadi penghambat kemajuan wilayahnya.***