Jadi, kadang lagi butuh sayur hijau-hijau, taunya belum panen, jadi diganti sama sayuran lain," katanya.
Karena musim kemarau yang membuat tanaman sayuran kekeringan atau gagal panen, wanita karier sekaligus ibu rumah tangga tersebut pun akhirnya seringkali tidak mendapatkan sayuran yang diinginkannya sehingga hanya bertahan 3 sampai 4 batch.
Hal itu pula yang membuat Vania dan teman-temannya berupaya lebih keras untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Program Pemerintah Kota Bandung yaitu Buruan Sae pun menjadi salah satu hal yang membuat mereka bisa memenuhi keinginan pelanggan. Vania dan teman-temannya berupaya bermitra dengan para petani Buruan Sae tersebut.
Baca Juga: Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Mengunjungi Para Petani Di Sukabumi
"Kita sudah berprinsip jangan sampai kita bolong satu bulan karena kita merasa itu konsistensinya kita.
Jadi, kalau petani kita gagal, mitra gagal, kita berusaha mencari kebun-kebun mitra yang lain. Alhamdulilah ada program pemerintah yaitu Buruan Sae.
Kita coba mapping di situ juga, kira-kira apa ada teman-teman buruan sae yang kesulitan menyerap hasil panen mereka, mereka kita tarik jadi mitra juga," tuturnya.
Saat ini, mereka sudah memiliki 5 mitra. Meski begitu, Vania dan teman-temannya masih juga mendapatkan tantangan saat salah satu dari mitra mereka gagal panen, sayurannya hilang karena dicuri,
Hingga hasil panen yang tiba-tiba tak bisa dikirimkan karena sudah diserap oleh lingkungan mitranya yang menggelar hajatan.
Program Edukasi
Selain menjual sayuran dengan sistem CSA, Seni Tani pun mengadakan program edukasi bagi masyarakat dari usia anak hingga dewasa.
Program tersebut dilaksanakan di 150 meter persegi lahan tidur yang menjadi tempat awal mula mereka berkebun.
Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Rencana Strategis untuk Jaga Stabilitas Harga Pangan
Karakteristik lahan tersebut yang merupakan tanah lempung membuatnya tak cocok untuk ditanami sayuran, karenanya mereka memanfaatkan lahan di Jalan Ski Air Arcamanik itu untuk lokasi edukasi.