Banjir Tak Kunjung Usai, Dedi Mulyadi Tantang Kepala Daerah dan Paparkan Akar Masalah dan Solusinya

photo author
- Kamis, 10 Juli 2025 | 10:00 WIB
Banjir Tak Kunjung Usai, Dedi Mulyadi Bongkar Biang Keroknya! (dok bappeda.jabarprov.go.id)
Banjir Tak Kunjung Usai, Dedi Mulyadi Bongkar Biang Keroknya! (dok bappeda.jabarprov.go.id)


Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup di wilayah Jawa Barat.

Dalam instagramnya, Dedi Mulyadi mengajak seluruh kepala daerah seperti Bupati Bogor, Bupati Bekasi, Wali Kota Bekasi, dan Bupati Karawang untuk terus bergerak aktif menangani persoalan lingkungan, terutama banjir dan kerusakan lahan.

“Teruslah bergerak melakukan normalisasi sungai, rehabilitasi lahan kritis, dan pelarangan alih fungsi lahan,” ujar Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Sumber Survei Kepuasan Publik Dipertanyakan, Ray Rangkuti Soroti Ketidakjelasan Data

Ia memaparkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa wilayah yang sudah menjalani normalisasi sungai terbukti tidak lagi terdampak banjir.

Sebaliknya wilayah yang belum tersentuh normalisasi masih rawan genangan air saat hujan deras mengguyur.

“Daerah yang sudah dinormalisasi ternyata tidak banjir. Sedangkan yang belum,masih terus terdampak,” jelasnya.

Dedi Mulyadi menyerukan langkah-langkah ekstra untuk memulihkan kembali fungsi-fungsi alami seperti sungai, rawa, danau, sawah, serta kawasan resapan air.

Meski diakuinya belum 100 persen berhasil ia meyakini bahwa upaya bersama ini sudah menunjukkan hasil positif.

Baca Juga: Tingkat Kepuasan Publik Meroket, Siapa di Balik Survei Pemerintah?

“Usaha kita belum sempurna tapi sudah berdampak bagi wilayah-wilayah yang sebelumnya langganan banjir,” tambahnya.

Tak lupa Dedi Mulyadi juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang masih terdampak banjir dan memastikan bahwa pemerintah terus bekerja memberikan solusi terbaik.

Ia juga mengungkap bahwa banyak banjir terjadi di perumahan-perumahan yang dibangun di atas lahan bekas rawa, sawah, atau danau yang telah dialihfungsikan.

“Banyak perumahan dibangun di lahan yang lebih rendah dari sungai atau di bekas sawah dan rawa. Ini sebabkan air tak punya ruang,” ungkap Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Beda Nasib Vietnam dan Indonesia setelah Negosiasi dengan AS, Apa Penyebabnya?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Raga Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X