bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung, menyampaikan kritik tajam terhadap program-program yang diusung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ia menilai pendekatan politik yang dipertontonkan Dedi lebih menonjolkan aspek visual dan penampilan semata ketimbang gagasan substansial yang dapat mendorong kemajuan berpikir masyarakat.
Rocky menyoroti fenomena di mana publik seolah terhipnotis oleh narasi-narasi dangkal yang dikemas secara menarik.
“Ya tentu aja ada emak-emak yang, “Oh, bagus anak gua masukin di situ, tuh,” supaya berharap setelah masuk barak langsung dilantik jadi mayor, lalu dalam 2 bulan jadi letkol. Kan ini dangkal sebetulnya,” lugasnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube ILC.
Baca Juga: Anak Muda Indonesia Paling Pesimis soal Ekonomi, Leonard Hartono Soroti Tingginya Korupsi
Ia menyebut bahwa strategi komunikasi seperti itu bukanlah upaya membentuk kesadaran kritis, melainkan bentuk dari demagogi yakni upaya menarik simpati rakyat melalui retorika tanpa pijakan logis dan konseptual yang kuat.
“Saya enggak ada problem dengan itu, tapi metodenya itu dikonsumsi oleh publik. Akhirnya jadi kita nonton kedangkalan. Dan itu yang berlangsung di kita setiap hari,” terusnya.
Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah gagasan mengirim anak-anak nakal ke barak militer.
Baca Juga: Aqua Rilis Galon PET Tanpa Gembar-Gembor, Pergeseran Strategis atau Blunder?
Menurut Rocky, pendekatan seperti itu mencerminkan pemahaman yang keliru tentang pendidikan.
Barak militer, katanya, adalah institusi yang mendisiplinkan tubuh, bukan ruang untuk membentuk daya pikir.
Dalam konteks pendidikan modern, anak-anak justru perlu difasilitasi untuk berpikir kreatif, bukan ditekan dalam kerangka disiplin fisik.
Lebih jauh, Rocky mengaitkan fenomena ini dengan teori kritis dalam kajian komunikasi dan filsafat, yang menyebutkan bahwa masyarakat modern kerap terjebak dalam konsumsi penampilan semata.
Baca Juga: Aqua dari Penguasa jadi Follower? Indrawan Nugroho Ungkap Industri Air Minum Bergeser Signifikan