Pemekaran Daerah di Jabar Dari 27 Menjadi 44 Kota/Kabupaten

photo author
- Rabu, 2 Februari 2022 | 15:19 WIB
Pemekaran Daerah di Jabar Dari 27 Menjadi 44 Kota/Kabupaten
Pemekaran Daerah di Jabar Dari 27 Menjadi 44 Kota/Kabupaten

RENCANA pemekaran kota/kabupten di Jawa Barat merupaka langkah yang memang harus dilakukan. Aspirasi masyarakat Jabar tentang pemekaran daerah itu sudah timbul sejak tahun 60-an. Dalam hal ini Jabar jauh tertinggal dibanding provinsi lain. Ketika Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki lebih dari 30 kota/kabupaten, Provinsi Jawa barat yang luas dan jumlah penduduknya jauh lebih besar dibanding Jateng dan Jatim, hanya memiliki 25 kota/kabupaten.

Aspirasi pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Jabar melemah akibat Pemprov Jabar merasa pemekaran daerah itu tidak terlalu mendesak. Apalagi setelah wilayah provinsi menjadi sangat sempit setelah terbentuknya Banten dan pemekaran DKI Jakarta menjadi provinsi. Benar, pemekaran daerah itu tidak selalu berjalan mulus. Banyak kota/kabupten baru yang berjalan sangat lamban. Hampir segala kebutuhan pembangunannya bergantung pada bantuan pemprov dan pusat. Pembentukan DOB ada yang terdorong kepentingan politik dan ambisi beberapa oknum yang mengicar kedudukan.

Namun dari segi kesejahteraan rakyat dan ekonomi pemekaran daerah itu sedikitnya dapat membantu menekan angka kemiskinan. Bantuan pemerintah pusat akan diserap masyarakat secara lebih merata. Hampir segala bantuan pemerintah pusat diberikan berdasarkan jumlah kota/kabupaten atau desa. Dana desa yang diterima Jawa Barat pasti jauh lebih sedikit dibanding provinsi yang jumlah desanya banyak. Padahal dilihat dari jumlah penduduk, Jawa Barat masih nomor satu secara nasional.

Ada bebarapa aspirasi tentang pemekaran daerah di Jabar. Sebagian masyarakat Jabar berharap nama kota/kabupaten baru itu menggunakan istilah Sunda. Seperti di Jateng/Jatim. Misalnya, Kabuoten Kulonprogo, tidak Progo Barat.  Bandung Barat, mengapa tidak Bandung Kulon saja? Kedua, sebaiknya nama kota/kabupaten itu tidak menyertakan nama kota/kabupten lama  atau asalnya. Kabpuaten Bandung Timur, misalnya, mengtapa tidak disebut Kabupaten Rancaekek saja, karena nama ibu kotanya Rancaekek. Sebut saja Kabupaten Sindangbarang jangan dinamai Kabupaten Cianjur Selatan. Sangat tepat penamaan Kabupaten Jampang alih-alih menyebut nama Kabupaten Cianjur Barat Laut.

Bagaimana pun, pemekaran kota/kabupaten di Jawa Barat harus terus diperjuangkan. Setidaknya akan ada 44 walikota dan bupati yang secara bersama-sama memajukan daerahnya dan itu berarti memajukan Jawa Barat. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X