BANYAK tantangan yang dihadapi Pemprov Jabar tahun 2022 ini. Pertumbuhan ekonomi yang menurun tajam pada akhir tahun 2021 merupakan tantangan paling berat. Pertumbuhan ekonomi yang sempat naik sampai hampir 7% pada kuartal II 2021, tiba-tiba terjun ke angka 3,5% pada akhir tahun.
Masih terdapat tantangan lain yang harus segera ditanggulangi Pemprov Jabar. Menurut Ketua DPRD Jabar, Taufik Hidayat, ada lima tantangan yang dihadapi Jabar tahun ini. Pertama, angka kemiskinan, pengangguran, masalah sosial, dan keamanan. Kedua, masalah kualitas sumber daya manusia di lingkungan Pemprov Jabar. Ketiga pelayanan infrastruktur. Keempat pertumbuhan ekonomi yang lambat. Kelima kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Kelima masalah itu diharapkam menjadi fokus pelaksanaan pembangunan Jabar tahun ini. Namun tampaknya Pemprov Jabar tengah berusaha keras melakukan penataan dalam upaya mweningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemprov yakin, tahun ini ekonomi Jabar akan tumbuh lebih baik dibanding pertumbuhan pada kuartal IV 2021. Pertumbuhan itu didorong PPKM yang mulai mengendur dan investasi yang masuk Jabar mulai merealisasikan rencana pembangunan industrinya.
Para investyor melalui PMA yang mulai melaksanakan pembangunan industrinya meliputi investasi pada sektor otomotif khususnya mobil listrik. Investasi pada sektor transportasi. Kini masih berjalan, pembangunan inrastruktur kereta api cepat Jakata-Bandung. Jabar juga mendapat limpahan investasi pada sektor energi, investasi teknologi informasi, dan sektor industri maknan dan minuman.
Para investor nasional melalui PMDN juga tengah melakukan pembangunan indutri pilihannya. Metreka tengah meningkatkan produktivitas pada sektor properti, konstruksi, dan industri lainnya. Semuanya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar pada tahun ini apabila pandemi benar-benar melandai bahkan sampai ke titik nol.
Investasi yang mengalir ke Jabar, terutama melalui PMA,belum menyentuh sektor kepariwsataan dan pertanian. Padahal setor tersebut merupakan andalan Jabar. Priovinsi Jawa Barat yang dianugrahi alam sangat indah dan budaya yang unik hampir di semua wilayah. Hal itu merupakan lahan yang amat potensial bagi peningkatam petumnbuihan ekonomi.
Pertanian baik persawahan maupun perkebunan merupakan kekayaan Jabar yang luar biasa. Sampai hari ini Jabar masih menjadi pendukung utama ketersedian pangan nasional. Namun alih fungsi lahan dan penggarapan pertanian yang belum tersentuh teknologi digitalisasi, semakin tertinggal.
Tantangan selain pertumbuhan ekonomi, merupakan tantangan yang tidak terlalu berat. Semuanya dapat terjawab sambil berjalan. Perencanaan pembangunan Jabar yang berfokus pada kepariswisataan, UMKM, digitalisasi, dan industri hijau, sudah terpat. Namun tidak berarti sektor yang kini sudah bejalan diabaikan. Infrasdtruktur, industri ramah lingkuingan, ekspor, dan pengarahan investasi, harus terus ditata dan ditingkatkan. ***