Mengarahkan Investasi ke Jabar Selatan

photo author
- Selasa, 23 November 2021 | 15:14 WIB

JUMLAH proyek berbasis investasi, baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA)  maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Barat terus naik. Tahun 2021 ini, terdapat 11.932 proyek dengan nilai Rp44,27 triliun PMA dan Rp28,10 triliun PMDN. Korea Selatan masih menempati urutan pertama dalam  nilai investasi (Rp10.4 triliun). Disusul Jepang Rp6,8T), China Rp6,2T,  menyusul Belanda Rp5,9T). Singapura Rp4,1T. Negara lain yang berinvestasi cukup besar di Jabar setelah Singapura ialah  Hongkong, Switzerland. USA, Taiwan, Prancis, Malaysia, Ceymand Island, Norwegia,dan Luxembourg.

Sektor yang dipilih para investor asing meliputi industri otomotif, transportasi dan pergudangan, industri makanan-minuman, listrik, gas, air, perumahan, kantor, dan kawasan industri. Sejak awal tahun 2021, PMDN juga tampak berkembang. Pemodal dalam negeri lebih banyak memilih sektor properti, khususnya pengembangan rumah tinggal, perkantoran, kawasan industri, konstruksi, industri kertas, kimia dan farmasi, seta karet dan plastik.

Di tengah makin banyaknya investor yang masuk Jawa Barat, tampaknya masih terdapat kesenjangan yang cukup lebar. Pertumbuhan kawasan utara tidak seimbang dengan perkembangan kawasan selatan. Kaum investor dari tahun ke tahun selelau memilih kawasan Jabar Utara dalam membangun usahanya. Mereka masih kurang tertarik membuka usaha di Jabar Selatan.

Ada beberapa pertimbangan para investor mengapa mereka memilih jalur utara. Di utara cukup banyak pelabuhan yang memudahkan kegiatanm ekspor-impor. Jalur utara merupakan dataran rendah yang memudahkan bagi trnasportasi  terutama distribusi barang.Pembangunan infrastruktur nasional lebih banyak di belahan utara dibanding belahan selatan. Jalan tol Trans Jawa, pelabuhan, bandara, dan sebagainya tersebar di utara.

Jalur selatan Jawa Barat, secara geografis merupakan dataran tinggi, dipagari sangat banyak gunung yang besar dan tinggi. Transportasi dari utara ke selatan, berliku dan terjal, berisiko sangat besar, terutama bagi transportasi  dengan kendaraan sejenis trailer atau peti kemas.  Selain itu, kawasan selatan Jabar merupakan  daerah pertanian khususnya hortikultura, perkebunan, dan kehutanan.

Apabila pembangunan nasional terfokus pada industri hijau,  perkembangan Jabar Utara dan Jabar Serlatan,  merupakan  paduan yang sangat harmonis. Biarkan Jabar Selatan dengan kehijauannya dan silakan jabar Utara dikembangkan menjadi kawasan terbangun baik bagi industri maupun perdagangan. Undanglah para investor membangun Jabar Selatan sesuai dengan ”keinginan” alamnya. Sangat tepat apabila pemerintah mengarahkan inmvestor mau membangun hotel, peristirahatan, pertanian modern, penghutanan kembali, serta sektor-sektor kepariwisataan.

Jangan cemari Jabar Sekatan yang tentram, sejuk, dan indah itu dengan membangun kawasan industri, dan hiruk pikuk kendaraan berat. Kesenjangan Utara-Selatan merupakan hikmah sekali gus tantangan dalam membangun Jawa Barat. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X