JUMLAH proyek berbasis investasi, baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Barat terus naik. Tahun 2021 ini, terdapat 11.932 proyek dengan nilai Rp44,27 triliun PMA dan Rp28,10 triliun PMDN. Korea Selatan masih menempati urutan pertama dalam nilai investasi (Rp10.4 triliun). Disusul Jepang Rp6,8T), China Rp6,2T, menyusul Belanda Rp5,9T). Singapura Rp4,1T. Negara lain yang berinvestasi cukup besar di Jabar setelah Singapura ialah Hongkong, Switzerland. USA, Taiwan, Prancis, Malaysia, Ceymand Island, Norwegia,dan Luxembourg.
Sektor yang dipilih para investor asing meliputi industri otomotif, transportasi dan pergudangan, industri makanan-minuman, listrik, gas, air, perumahan, kantor, dan kawasan industri. Sejak awal tahun 2021, PMDN juga tampak berkembang. Pemodal dalam negeri lebih banyak memilih sektor properti, khususnya pengembangan rumah tinggal, perkantoran, kawasan industri, konstruksi, industri kertas, kimia dan farmasi, seta karet dan plastik.
Di tengah makin banyaknya investor yang masuk Jawa Barat, tampaknya masih terdapat kesenjangan yang cukup lebar. Pertumbuhan kawasan utara tidak seimbang dengan perkembangan kawasan selatan. Kaum investor dari tahun ke tahun selelau memilih kawasan Jabar Utara dalam membangun usahanya. Mereka masih kurang tertarik membuka usaha di Jabar Selatan.
Ada beberapa pertimbangan para investor mengapa mereka memilih jalur utara. Di utara cukup banyak pelabuhan yang memudahkan kegiatanm ekspor-impor. Jalur utara merupakan dataran rendah yang memudahkan bagi trnasportasi terutama distribusi barang.Pembangunan infrastruktur nasional lebih banyak di belahan utara dibanding belahan selatan. Jalan tol Trans Jawa, pelabuhan, bandara, dan sebagainya tersebar di utara.
Jalur selatan Jawa Barat, secara geografis merupakan dataran tinggi, dipagari sangat banyak gunung yang besar dan tinggi. Transportasi dari utara ke selatan, berliku dan terjal, berisiko sangat besar, terutama bagi transportasi dengan kendaraan sejenis trailer atau peti kemas. Selain itu, kawasan selatan Jabar merupakan daerah pertanian khususnya hortikultura, perkebunan, dan kehutanan.
Apabila pembangunan nasional terfokus pada industri hijau, perkembangan Jabar Utara dan Jabar Serlatan, merupakan paduan yang sangat harmonis. Biarkan Jabar Selatan dengan kehijauannya dan silakan jabar Utara dikembangkan menjadi kawasan terbangun baik bagi industri maupun perdagangan. Undanglah para investor membangun Jabar Selatan sesuai dengan ”keinginan” alamnya. Sangat tepat apabila pemerintah mengarahkan inmvestor mau membangun hotel, peristirahatan, pertanian modern, penghutanan kembali, serta sektor-sektor kepariwisataan.
Jangan cemari Jabar Sekatan yang tentram, sejuk, dan indah itu dengan membangun kawasan industri, dan hiruk pikuk kendaraan berat. Kesenjangan Utara-Selatan merupakan hikmah sekali gus tantangan dalam membangun Jawa Barat. ***