PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat, dalam mendorong pertumbuhan ekonominya, masih bergantung pada akselerasi pelaksanaan vaksinasi. Vaksinasi merupakan kunci utama yang mendorong perbaikan ekonomi. Akselerasi perbaikan ekonomi di Jawa Barat menunjukkan prospek yang semakin cerah.
Percepatan vaksinasi sebagai prasarat pemulihan ekonomi, mulai tampak pada kuartal II dan III tahun 2021. Selama ini masyarakat Jabar telah menghabiskan 13,37 juta dosis setara 79,58% dari total distribusi vaksin atau 35,53% sasaran. Masih sekira 64% warga Jabar yang belum tersentuh vaksin. Pasokan vaksin dari negara-negara produser vaksin masih seret. Vaksin produk domestic harus terus didorong untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Meskipun demikian, pemulihan ekonomi Jabar terus meningkat. Perbaikan itu meliputi hampir seluruh komponen. Seperti disampaikan Guibernur Jabar pada Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Barat 2021, pemulihan ekonomi Jabar ditunjang pula dengan peningkatan ekspor, investasi, dan membaiknya kinerja sektor industri pengolahan, perdangan, dan konstruksi.
Masih menurut Laporan Perekonomian Jabar yang disusun dan diterbitkan Bank Indonesia, ekspor Jabar meningkat seiring dengan volume perdagangan dunia dan permintaan global yang terus meningkat. Jawa Barat juga masih merupakan provinsi yang memiliki daya tarik terkuat bagi para investor. Hal itu terlihat dari masuknya para pemodal khususnya para penanam modal asing (PMA), baik pemodal yang mendanai proyek pemerintah maupun swasta.
Tahun 2021 ini, Jabar masih menduduki peringkat teratas di Indonesia dalam nilai investasi. PMA terus tumbuh antara lain dampak pembangunan infrastruktur nasional yang berlokasi di Jabar, juga muklai menggeliatnya lagi PMDN. Tercatat, nilai PMA di Jabar mencapai Rp44,27 triliun dan PMDN Rp28,19 triliun.
Peningkatan investasi berdampak pada meningkatnya nilai ekspor nasional. Secara tidak langhsung berpengaruih positif bagi pertumbuhan ekonomi Jabar. Banyak sekali hasil industri olahan yang diekspor secara nasional berasal dari Jawa Barat. Pasar yang makin terbuka bagi ekspor Jabar ialah Uni Eropa dan Amerika Serikat. Berkurangnya volume pandemi di AS dan Eropa mendorong pertumbuhan perxagangan antara Indonesia dan AS serta Eropa. Pasar di Asia, termasuk ASEAN dan Jepang, masih belum menunjukkan kemajuan berarti. Masih mewabahnya Covid-19 di ASEAN dan Jepang, menghambat masuknya komoditas Indonesia ke negar-negara itu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Jawa Barat pada triwulan III 2021 tumbuh 27,01%, meningkat dibanding triwulan II 2021 meski masih sangat kecil.
Ekspor yang tumbuh fantastis terjadi pada otomotif yang mencapai 156,43% pada triwulan II 2021. Kondisi ini diharapkan akan terus berlanjut hingga akhir 2021. Peningkatan kinerja industri pengolahan akan mendorong pertumbughan lapangan usaha dan lapangan kerja. ***