PEMERINTAH MELALUI Menteri Keuangan, Sri Mulyani, beberapa waktu lalu menyampaikan, perekonomian Indonesia tumbuh pesat. Ani—sapaan akrabnya—menjelaskan pertumbuhan ekonomi nasional melonjak sampai 7,07 persen. Hal itu terjadi, antara lain sejak Mei 2021, PPKM di Jawa-Bali lebih longgar. Mobilitas penduduk, meskipun masih terbatas, mulai lebih leluasa. Sektor transportasi mulai bangkit. Beberpa daerah wisata sedikit demi sedikit dibuka. Dampaknya, perdagangan mulai hidup kembali.
Masih menurut Ani, belanja konsumsi rumah tangga yang naik berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi. Daya beli masyarakat pada masa pandemi, benar-benar anjlok. Namun dalam waktu yang tidak terlalu lama, daya beli masyarakat beranjak naik. Bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang terpuruk akibat pandemi, sedikit menolong rakyat kecil.
Banyak ekonom dan masyarakat yang menilai, bansos itu sangat menguras keuangan negara. Namun ternaya, pada sisi lain, bansos itu mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Belanja konsumsi rumah tangga terpelihara. Bansos sedikitnya membantu masyarakat dari keterpurukan. Namun di lain pihak, belanja masyarakat justru memicu pertumbuhan ekonomi. Dana yang dikeluarkan pemerintah pada dasarnya kembali lagi kepada pemerintah melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Bukan secara nasional saja, pertumbuhan ekonomi meningkat tajam itu. Di beberapa provinsi kontraksi selama empat triwulan terakhir, dapat terselamatkan. Pertumbuhan ekonomi jawa Barat, misalnya, pada kuartal II 2021 mencapai 6,13 persen year to year (yoy). Secara kumulatif tumbuh 2,54% dibanding saat kontraksi akhir tahun 2020.
Tumbuhnya ekonomi Jabar, selain dampak pelonggaran PPKM secara nasional, juga terjadi peningkatan ekspor, dan bangkitnya perdagangan.
Seperti dimuat media massa, Kepala Biro Perekonomian Jabar, Benny Bachtiar meyakini, pertumbuhan ekonomi Jabar akan terus naik. Selain investasi yang masuk Jabar, tertinggi dibanding provinsi lain, daerah wisata di Jabar mulai dikunjungi para turis. Dampaknya, sektor transportasi naik, hunian hotel meningkat, perdagangan mulai ramai. Nilai ekspor naik karena tahun ini, pintu beberapa negara terbuka bagi ekspor Jabar. Negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa kembali terbuka, ditambah beberapa negara di Asia Tengah yang berminat mengimpor komoditas Jabar.
Apabila pada akhir tahun 2021 pendemi benar-benar sirna, setidaknya dapat terjaga seperti pada level kuartal II, pertumbuhan ekonomi, baik Jabar maupun nasional akan terus tumbuh. Akhir bulan ini, bandara internasional Bali terbuka kembali bagi penerbangan internasional. Hal itu setidaknya akan berdampak posirtif bagi dunia periwisata nasional. ***