MINGGU kedua September 2021, hampir semua jalan menuju daerah pariwisata Jawa Barat, dijejali kendaraan. Arus kenadaraan dari Kota Bandung ke arah Lembang, macet total. Begitu pula arus lalu lintas dari Kota Bandung ke arah timur, terutama arah Pangandaran, sangat padat. Terjadi kemacetan pada beberapa titik krusial, seperti Rancaekek, Nagreg, Limbangan, Gentong, dan sepanang jalan Banjar-Pangandaran. Kepadatan lalu lintas terjadi sepanjang masa di jalur Puncak. Jalur itu, seolah tidak mengenal PPKM. Punak masih menjadi daerah tujuan wisata ”wajib” bagi orang Jakarta.
Sejak minggu kedua September, tujuan wisata tervaforit di Jabar, Pantai Pangandaran dipadati pengunjung. Hampir semua hotel mengalami kenaikan hunian. Destinasi wisata sekitar Pangandaran juga cukup ramai, seperti Citumang, Batukaras, Batuhiu, Grand Canon, dan sebagainya. “Baru dua minggu ini, banyak pengunjung. Dua bulan sebelumnya, Pangandaran sangat sepi,” kata salah seorang pedagang minuman di pantai barat.
Pandemi Covid-19 yang mulai melandai seusai PPKM, mendorong orang beramai-ramai berkunjung ke daerah-daerah wisata. Masyarakat kota besar, seolah-olah “berlebaran” setelah beberapa bulan ”berpuasa” tersandera pandemi Covid-19. Begitu pemerintah menyatakan PPKM di Jawa dan Bali memasuki zona kuning, orang menganggap pandemi hampir berakhir. Banyak sekali orang yang sengaja “mudik” dan berwisata.
Menggeliatnya kepariwisataan di Jawa Barat, dapat dijadikan indiokator, ekonomi mikro dan makro mulai bangkit. Namun secara keseluruhan perekonomian Jawa Barat masih belum meningkat secara signifikan. Pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi, masih jauh dari target. PAD kuartal I 2021, misalnya, turun dibanding saat di tahun 2020. Menurut catatan Pemprov Jabar, PAD hanya masuk Rp 3,72 triliun atau 14,85% dari pagu. Lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 4,92 triliun atau 22,54% dari pagu.
Pendapatan daerah kota/kabupaten masih bergantung pada dana alokasi khusus (DAK) dan dana transfer lainnya. PAD murni yang berasal dari jasa pariwisata berikut komponen lainnya, masih belum dapat diandalkan. Selain lama sekali tiarap, juga infrastruktur menuju daerah wisata masih belum benar-benar meningkat. Jalur transportasi menuju Pangandaran, baik dari Banjar maupun Tasikmalaya-Cimerak, belum benar-benar siap.
Pangandaran sebagai daerah tujuan wisata utama Jawa Barat tanmpak menimgkat. Pembangubnan berbagai fasilitas wisdata makin mendekati taraf nasional bahkan ionternasional. Hotel berbintang didirikan di sepanjang pantai, bibir pantai tertata dengan tertib dan indah. Hanya saja, para penguinjung yang bermain air di pantai barat, harus terganggu dengan keluar masuk perahu wisata. Tampaknya Pemkab Pangandaeran, khususnya pengelola kepriwisataan belum menatanya secara baik.
Demi keselamatan dan kenyamanan wisatawan, sebaiknya dibangun terminal khusus perahu wisata, di luar arena bermain pengunjung. ***