Apa lagi yang Wanita Cari?

photo author
- Selasa, 22 Desember 2020 | 14:37 WIB
OPINI Apa lagi yang Wanita Cari?
OPINI Apa lagi yang Wanita Cari?

     DALAM kamus, kata ”emansipasi” itu masih ada dan belum diberi tanda arkais. Sedangkan dalam kehidupan masa kini, baik secara sosiologis maupun psikologis, ungkapan emansipasi  wanita itu sudah sirna. Tidak ada lagi paradigma perbedaan perlakuan masyarakat tehadap laki-laki dan wanita. Tidak ada celah dan tangga kehidupan yang tidak dapat dimasuki kaum wanita. Bahwa masih ada perbedaan hakiki antara laki-laki dan perempuan karena memang beda. Tuhan menciptakan dua jenis manusia yakni laki-laki dan perempuan. Secara fisiologis keduanya memiliki anatomi dan sifat-sifat yang berbeda dan tidak dapat dipertukarkan.

    Dalam agama dan kebudayaan wanita menempati kedudukan yang sangat tinggi. Ditorehkan dalam ajaran agama, wanita itu diciptakan sebagai makhluk istimewa. Wanita dibeerui keteguhan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah. Peranan wanita dalam berbangsa dan bernegara juga, tidak dapat dianggap enteng.  Apalagi pada masa kini, emansipasi wanita sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

    Ditetapkannya Hari Ibu, Hari Kartini, Hari Dewi Sartika, dan sebagainya merupakan puncak perjuangan kaum wanita Indonesia dalam mewujudkan emansipasi wanita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perjuiangan  wanita itu sebetulnya wujud perjuangan wanita dalam mengemabalikan emansipasi yang pernah hilang. Sekarang emansipasi wanita itu sudah berada kembali dalam genggaman kaum wanita. Semua segi kehidupan tidak lagi didominasi kaum laki-laki.Wanita sudah hadir menjadi bagian penting dalam politik, ekonomi, iptek, dan sektor lainnya. Namun sebagai ibu rumah tangga, kaum wanita kita tetap berperan sebagai istri yang solehah bagi suaminya, ibu yang penuih kasih sayang bagi anak-anaknya.

   Pada masa pandemi Covid 19, banyak sekali usaha kaum wanita yang mampu menolong lajunya perekonomian masyarakat. Banyak wanita yang membuka usaha dan berhasil. Lihat saja, wanita yang memanfaatkan kesukaan masyuarakat. Mereka menciptakan pasar, bukan menanti pasar terbuka. Banyak sekali orang yang tiba-tiba keranjingan tanaman hias beserta ikutrannya. Para penjual tanaman hias yang kebanyakan justru kaum wanita, memperlebar usahanya dengan membuat dan menjuial pupuk organik, pot dan rak bunga.

    Apalagi dalam usaha kuliner. Banyak sekali kaum wanita yang kreatif menciptakan makanan yang unik, khas, dan murah. Banyak pula wanita karier yang banting setir mebuka usaha produksi tekstil. Mereka membuat masker dengan berbagai variasi, kerudung, dan sebaginya. Dagangannya laku keras karena sesuai dengan  kebutuhan masyarakat luas. Pelonggaran lock dawn menjadi PSBB, merupakan celah yang mereka manfaatkan secara jitu. Hal itu juga dapat membantu pemerintagh dalam menghidupkan perekonomian.

   Puncak kedudukan wanita tertera dalam ajaran agama, “surga berada di bawah tekapak kaki ibu”. Masih adakah kedudukan yang lebih tinggi dari itu? Lalu apa yang kaum weanita cari lagi? Kedudukan itu tidak dimiliki kaum laki-laki. Wanita tinggal mensyukurinya dengan menjalani hidup di jalan yang lurus, beramal soleh dengan iklas, dan menjadi wanita atau ibu yang solehah. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X