PUBLIK sangat berharap para legislator yang baru di pusat (Jakarta) bisa dipercaya rakyat, bukan malah sebaliknya sudah terpilih melupakannya. Kalau itu terjadi, tentunya masyarakat makin gelisah lantaran kepentingan rakyat makin terabaikan.
Saya dan tentunya Anda semua menginginkan kepada anggota 575 anggota DPR RI periode 2019-2024 untuk dapat lebih memperkuat keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi kuat.
Di samping itu sangat mengharapkan anggota DPR baru tidak melakukan korupsi. Dan iungat secara umum, hampir tidak ada negara yang bisa kompetitif jika tingkat korupsinya tinggi. Maka itu, pilihannya KPK harus diperkuat keberadaannya.
Perlu disadari persepsi di masyarakat mengenai komitmen negara dalam memberantas korupsi relatif menurun menyusul RUU KPK yang disahkan oleh DPR pada Selasa (16/9) lalu. Ketika persepsi dalam memberantas korupsi menurun otomatis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, termasuk pebisnis dan investor juga akan tergerus.
Jilka situasi ini tidak diperbaiki, maka keinginan pemerintah untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi akan sulit terwujud. Katakankah yang harusnya bisa enam persen akan menjadi jauh di bawah itu, karena kita kehilangan kepercayaan..
Para pakar sudah menyebut bahwa RUU KPK yang disahkan DPR hanya berisi poin-poin yang justru melemahkan ruang gerak KPK. Artinya, pemberantasan korupsi akan lebih sulit dibandingkan sebelumnya dan menambah jumlah pejabat korup.
Pejabat korup, akan membuat ketidakefisienan dalam niaga atau pengerjaan suatu proyek. Dalam sektor privat, pejabat yang korup akan meningkatkan ongkos niaga hingga risiko pembatalan perjanjian.
Dalam situasi itu, keberadaan KPK yang kuat menjadi penting. Jika KPK lemah, minat investor menempatkan dananya tentu akan rendah. Kalaupun ada investasi yang masuk, tentu probabilitas pengemplang pajaknya akan banyak. Ujungnya, akan menggerus ekonomi kita juga.
Oleh sebab itu, kita berharap wahai....para DPR baru memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat KPK, setidaknya itu dapat menepis sorotan negatif dari publik akhir-akhir ini.
Deden Samsuddin, Sawah Kurung Bandung