POLEMIK mahalnya harga tiket pesawat dalam negeri sempat riuh. Orang membandingkan mengapa tarif pesawat ke luar negeri jauh lebih murah ketimbang di dalam negeri, maka reaksi pun bermunculan sebagai rasa peduli dan tanggung jawab atas kehendak terwujudnya suasana nyaman penerbangan domestik.
Bahkan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sempat melemparkan ide agar maskapai asing bisa beroperasi di dalam negeri. Tak lama kemudian , Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan komentar tidak sependapat jika maskapai asing diizinkan beroperasi di dalam negeri. Wacana untuk membuka pintu atas maskapai asing itu disampaikan belum lama ini oleh Menteri Perhubungan Budi Karya. Rasanya lumrah gagasan itu muncul sebagai respons dalam rangka mengakhiri problem mahalnya harga tiket pesawat. Lebih-lebih saat suasana menjelang liburan panjang pada hari-hari tertentu, tarif pesawat melambung tinggi. Ya, intinya pemerintah memberi saran demi terciptanya satu kompetisi yang lebih baik. Artinya kompetisi bisa terjadi apabila penerbangan asing ikut di dalamnya. Sebab selama ini serangkaian usaha yang dilakukan tidak mampu mengendalikan harga tiket pesawat rute dalam negeri.
Dalam wacana itu mengemuka bahwa nantinya maskapai asing harus bekerjasama dengan entitas bisnis lokal. Syaratnya, perusahaan asing tersebut harus memuat 51% kepemilikan oleh orang lokal. Maskapai luar negeri juga diarahkan untuk beroperasi di rute-rute domestik perintis, bukan di rute-rute 'gemuk' saja. Undangan ke maskapai asing melayani rute domestik ini bakal diterapkan secara bertahap. Dengan harapan persaingan sehat akan terbentuk di industri penerbangan. Pertanyaannya mampukah kehadiran maskapai asing bakal menekan harga tiket pesawat di dalam negeri?
Sda pihak jua yang menyoroti bahwa dari sisi kedaulatan negara, pembukaan pintu bagi maskapai asing sama saja dengan menggadaikan kedaulatan negara. Lihat saja negara dengan ekonomi liberal, semisal Amerika Serikat (AS) tidak mengizinkan maskapai asing melayani rute domestiknya. Masuknya maskapai asing ke rute domestik bukan solusi untuk mewujudkan harga tiket yang lebih murah. Maskapai asing berpotensi kalah saing di angkasa melawan perusahaan dalam negeri. Nah!
Demikian unek-unek saya. Kepada redaksi, terima kasih atas dimuatnya, dan semoga menjadi perhatian yang berwenang.
Dada Balya, Cijerah Bandung