Dengan demikian, imbuh Ono, sistem ekonomi yang dicita-citakan oleh Pancasila pun sistem ekonomi yang tanpa adanya posisi yang berat sebelah antara pemodal dan pekerja.
Menurutnya, sistem politik yang dicita-citakan oleh Pancasila pun demokrasi yang menjamin adanya kesetaraan yang hakiki antara semua pihak.
"Kesetaraan dalam ekonomi dan politik seperti ini pula yang dicita-citakan dapat terjadi dalam hubungan antar bangsa dan negara di dunia," tegas Ono.
Lebih lanjut kata Ono, kondisi yang dicita-citakan oleh Pancasila merupakan kondisi yang bertolak belakang secara mendasar dengan kondisi pada kurun waktu 1925 - 1945, yaitu kurun waktu dimana Bung karno menggali Pancasila dimana pemerintahan kolonial Belanda masih berkuasa di Nusantara, bahkan bertolak belakang dengan kondisi saat ini.
Dengan demikian, lanjutnya, Pancasila menghendaki sebuah perubahan yang revolusione
"Apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan Pancasila yang revolusioner? Bagaimana Pancasila dapat menjawab dan memberikan alternatif terhadap dinamika kondisi saat ini?," tanya Ono.
Ono mengungkapkan apa yang ingin dicapai oleh Pancasila sesungguhnya adalah perubahan perilaku.
Menurutnya, perubahan perilaku ekonomi yang semula menindas dan mengeksploitasi menjadi perilaku ekonomi yang menghargai.
Perubahan perilaku politik yang semula memanipulasi menjadi perilaku politik yang memerdekakan.
"Lalu, bagaimana jawaban atas pertanyaan apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan Pancasila yang revolusioner? Bagaimana Pancasila dapat menjawab dan memberikan alternatif terhadap dinamika kondisi saat ini? tentunya dibutuhkan rangkaian konsep, kebijakan, program, dan kegiatan untuk menjabarkan dan mengaplikasikannya," bebernya.
Hal ini, kata Ono, tentu saja bukan hal yang mudah.
"Diperlukan kerja yang serius dan butuh waktu.Bagi kita yang tertarik untuk mulai melakukan perubahan, maka satu hal yang harus selalu digarisbawahi adalah bahwa sesuatu yang akan dilakukan tersebut harus selalu didasarkan pada kesadaran, karena tanpa adanya kesadaran maka kita hanya akan selalu mengikuti arus dan putaran yang diciptakan oleh pihak lain yang tidak ingin melihat perubahan menuju keadaan yang lebih baik," tandasnya.***
Artikel Terkait
SPI: "Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga TBS Petani Masih Rendah"
Bangkit dari Anjloknya Tingkat Kunjungan Wisatawan, Jabar Targetkan Kedatangan 42 Juta Wisatawan
Denny Siregar : Bahasa Simbol Jokowi mengarah Ke Kandidat Pilpres?
Pengamat Hukum Refly Harun Mengkritisi Penunjukkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Terkait Minyak Goreng
Kata Pengamat, Tesla Investasi di Indonesia, Ini Kerjasama yang Harus Dipersiapkan!
Anak Pertama Ridwan Kamil, Terseret Arus Sungai Aaree di Swiss, Pemprov Jabar Adakan Doa Bersama