bisnisbandung.com - Budaya rapat di lingkungan pemerintahan dan korporasi Indonesia menjadi sorotan karena dinilai sangat berlarut-larut.
Rhenald Kasali, Guru Besar FEB UI mengungkap bahwa mayoritas rapat di Indonesia berlangsung tidak efektif.
“Mayoritas tidak efektif. Banyak orang nggak enakan ya. Jadi kalau ngomong tuh muter-muter dan tidak ada yang stop. Orang kalau ngomong banyak,” ungkapnya dilansir dari youtube Metro TV.
Baca Juga: Tak Bisa Dilempar ke Kurator! Partai Buruh Ungkap Gagalnya Pembayaran THR Eks Karyawan Sritex
Fenomena ini dinilai berdampak langsung pada lambatnya proses pengambilan keputusan dan lemahnya pelaksanaan kebijakan.
Menurut Rhenald, gaya rapat yang berkembang di Indonesia cenderung dipenuhi dengan basa-basi dan pembicaraan berputar-putar.
Banyak peserta enggan menyampaikan pendapat secara langsung, dan tidak sedikit pula yang berbicara panjang lebar tanpa arah yang jelas.
Baca Juga: Mudik Turun 24%, Tanda Ekonomi Lesu? Ini Kata Adi Prayitno
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kepemimpinan dalam forum rapat, yang seharusnya berperan mengarahkan dan membatasi waktu serta substansi pembahasan.
Salah satu masalah mendasar adalah kurangnya persiapan dari peserta maupun pimpinan rapat.
“Tidak ada persiapan, bahkan orang yang ikut rapat banyak sekali. Artinya, pemimpinnya takut,” lugasnya.
Banyak pemimpin rapat yang justru mengundang terlalu banyak orang karena rasa takut melewatkan informasi dari pihak tertentu.
Hal ini menyebabkan forum menjadi penuh sesak, tidak terfokus, dan tidak menghasilkan keputusan yang konkrit.
Baca Juga: Dinasti Politik Jokowi Diprediksi Selamat Ginting Gagal Total di 2029