Salah Pemerintah! Raymond Chin Ungkap Penyebab Sempitnya Lapangan Kerja di Indonesia

photo author
- Kamis, 3 April 2025 | 21:00 WIB
Raymond Chind, Content Creator (Tangkap layar youtube Raymond Chin)
Raymond Chind, Content Creator (Tangkap layar youtube Raymond Chin)

bisnisbandung.com - Kurangnya ketersediaan lapangan kerja di Indonesia menjadi sorotan termasuk, Pembisnis dan Influencer, Raymond Chin.

 Menurutnya, permasalahan ini bukan sekadar tantangan individu, tetapi lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang optimal dalam menarik investasi asing.

“Opini aku pribadi ini salah pemerintah. Dari zaman prematur industrialisasi, di mana harusnya negara-negara maju punya kontribusi manufaktur yang besar,” lugasnya dilansr dai youtube Metro TV.

Baca Juga: Miris! Rocky Gerung Soroti Warga Batal Mudik, Bukti Mimpi Ekonomi Jokowi Gagal

“Karena itu cara paling gampang untuk menyerap tenaga kerja low skill biar pelan-pelan naik level eh, tiba-tiba keskip. Sekarang kita semua di sektor jasa,” sambungnya.

Raymond menilai bahwa sektor digital memang bisa menjadi alternatif sementara bagi generasi muda.

 Namun, ia menegaskan bahwa pekerjaan di sektor informal, seperti freelancing, tidak memberikan dampak ekonomi jangka panjang.

“Solusi jangka panjangnya ya pemerintah harus bisa memancing investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang padat karya,” tegasnya.

Baca Juga: PDIP dalam Ancaman Pengkhianat? M Sobary: Mereka Hanya Kekuatan Tak Berdaya

Hal ini karena pekerjaan freelance bersifat proyek jangka pendek yang tidak menawarkan kepastian ekonomi maupun jenjang karir yang jelas.

Menurut Raymond, akar masalah terletak pada ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Ia menyoroti bahwa salah satu faktor utama penghambat pertumbuhan lapangan kerja adalah kurangnya investasi asing akibat instabilitas politik di Indonesia.

Baca Juga: Blak-blakan Rudi S Kamri: Ini Titik Terendah Demokrasi Indonesia Sejak Reformasi

 Banyak perusahaan global yang lebih memilih menanamkan modal dan membuka pabrik di negara lain, seperti Vietnam, dibandingkan di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X