bisnisbandung.com - Kurangnya ketersediaan lapangan kerja di Indonesia menjadi sorotan termasuk, Pembisnis dan Influencer, Raymond Chin.
Menurutnya, permasalahan ini bukan sekadar tantangan individu, tetapi lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang optimal dalam menarik investasi asing.
“Opini aku pribadi ini salah pemerintah. Dari zaman prematur industrialisasi, di mana harusnya negara-negara maju punya kontribusi manufaktur yang besar,” lugasnya dilansr dai youtube Metro TV.
Baca Juga: Miris! Rocky Gerung Soroti Warga Batal Mudik, Bukti Mimpi Ekonomi Jokowi Gagal
“Karena itu cara paling gampang untuk menyerap tenaga kerja low skill biar pelan-pelan naik level eh, tiba-tiba keskip. Sekarang kita semua di sektor jasa,” sambungnya.
Raymond menilai bahwa sektor digital memang bisa menjadi alternatif sementara bagi generasi muda.
Namun, ia menegaskan bahwa pekerjaan di sektor informal, seperti freelancing, tidak memberikan dampak ekonomi jangka panjang.
“Solusi jangka panjangnya ya pemerintah harus bisa memancing investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang padat karya,” tegasnya.
Baca Juga: PDIP dalam Ancaman Pengkhianat? M Sobary: Mereka Hanya Kekuatan Tak Berdaya
Hal ini karena pekerjaan freelance bersifat proyek jangka pendek yang tidak menawarkan kepastian ekonomi maupun jenjang karir yang jelas.
Menurut Raymond, akar masalah terletak pada ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Ia menyoroti bahwa salah satu faktor utama penghambat pertumbuhan lapangan kerja adalah kurangnya investasi asing akibat instabilitas politik di Indonesia.
Baca Juga: Blak-blakan Rudi S Kamri: Ini Titik Terendah Demokrasi Indonesia Sejak Reformasi
Banyak perusahaan global yang lebih memilih menanamkan modal dan membuka pabrik di negara lain, seperti Vietnam, dibandingkan di Indonesia.
Artikel Terkait
Hendri Satrio Sentil Pemerintah soal Teror Tempo, Kok Jubir Presiden Bilang Dimasak Saja?
Qodari Sebut Sebelum Kontroversi Hasan Nasbi Pemerintah Sudah Lakukan Evaluasi Besar
Pasar Saham Babak Belur, M Sobary: Ini Akibat Investor Tak Percaya Pemerintah!
Sinyal Krisis? Ketua Umum Afiliasi Global Ritel Indonesia Desak Pemerintah Bentuk PEN
Daya Beli Tertekan, Pengelola Mal Ungkap Harapan pada Pemerintah
Masih Bergulir Penolakan UU TNI dan Tagar Indonesia Gelap, Publik Tidak Percaya Pemerintah Prabowo?