Bisnisbandung.com - Meski Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah selesai digelar dan Kaesang Pangarep resmi terpilih sebagai Ketua Umum, polemik seputar partai berlambang gajah itu tampaknya belum mereda.
Kritik pedas datang dari sejumlah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) salah satunya Guntur Romli yang menyebut proses pemilihan Ketum PSI seperti "sepak bola gajah".
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai apa yang terjadi antara PDIP dan PSI bukan semata soal logo atau tagline partai tapi sinyal jelas bahwa konflik politik antar dua partai itu belum selesai.
Baca Juga: Kompolnas Beberkan Fakta Baru Kematian Arya Daru, Isi Kantong Kresek Terungkap
Dikutip dari YouTubenya, Adi Prayitno menjelaskan "Perbincangan soal PSI masih terus berdenyut. Di media sosial, media massa, bahkan hingga ruang publik."
"Ini menunjukkan bahwa meski kongresnya sudah berlalu friksi dengan PDIP justru makin tajam," kata Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno, Guntur Romli tidak main-main saat mengibaratkan pemilihan Kaesang seperti pertandingan sepak bola gajah yang sudah diskenariokan sebelumnya.
"Kata Guntur proses suksesi itu hanyalah formalitas karena hasil akhirnya sudah bisa ditebak: Kaesang," ungkap Adi Prayitno.
Baca Juga: Kemenhub Andalkan Transportasi Perintis untuk Konektivitas Daerah, Fokus ke Wilayah Minim Akses
Tak hanya Guntur kritik juga datang dari politisi PDIP lainnya, Arya Bima yang menyentil kemungkinan Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina PSI.
Ia menyebut "Percuma bicara partai terbuka kalau ketumnya Kaesang dan dewan pembinanya Jokowi."
Adi Prayitno menilai komentar ini tak lain adalah sindiran balik terhadap praktik politik dinasti yang juga dinilai melekat pada PDIP.
Lebih lanjut Adi Prayitno menyebut friksi ini tak lepas dari ketegangan politik sejak Pilpres 2024.
Kala itu Jokowi dan PSI memilih mendukung Prabowo-Gibran berseberangan dengan PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Baca Juga: Dugaan Penyelewengan Proses Hukum, Pakar Hukum Sebut Kasus Tom Lembong Mirip Political Trial
Artikel Terkait
Indonesia “Kalah Telak” 19-0, Mardigu: Prabowo Punya Jurus Rahasia Lawan Trump!
Terungkap! Modal BUMN Rp 358 Triliun dari Utang Pemerintah, Awali: Publik Harus Tahu!
Bantuan Rp600 Miliar Tapi Sekolah Masih Tahan Ijazah? Ono Surono Angkat Bicara
Pesan Dedi Mulyadi di Hari Anak Nasional, Pentingnya Kasih Sayang dan Nutrisi untuk Anak
Pungutan di MAN 1 Cianjur, Gubernur Dedi Mulyadi: Dana BOS dan BPMU Sudah Cukup, Kenapa Harus Ada Pungutan?
306 Kasus Kusta di Bekasi, Dedi Mulyadi: Tahun 2026 Harus Nol Kasus, Siap Audit Lingkungan!