Dalam konteks kematian Arya Daru, pemeriksaan mendalam terkait waktu dan cara kematian sangat penting, termasuk apakah korban meninggal sebelum atau sesudah dililit lakban.
Selain aspek teknis forensik, Ito juga menyoroti pentingnya analisis perilaku dalam proses investigasi. Ia menilai bahwa respons orang-orang yang pertama kali menemukan jenazah, termasuk ekspresi dan tindakan mereka, perlu diperhatikan lebih dalam.
Misalnya, jika seseorang menemukan jenazah dalam kondisi mencurigakan namun menunjukkan sikap datar atau tanpa reaksi wajar, maka hal itu layak dipertanyakan dan dianalisis secara psikologis maupun kriminologis.
Baca Juga: BPS Tak Berani Umumkan Data Kemiskinan? Awalil Rizky: Ada yang Disembunyikan!
Ia juga mempertanyakan kelogisan posisi tubuh korban, terutama terkait kemungkinan korban menutupi tubuh sendiri dengan selimut dalam kondisi wajah dililit lakban.
“Nah, ini tentunya ahli kedokteran kehakiman atau kedokteran forensik-lah yang sangat bisa menentukan apakah orang ini memang meninggal sebelum dilakban, ataukah orang itu dilakban baru meninggal, gitu kan. Jadi harus dikaitkan semuanya,” tuturnya.
Menurutnya, aspek ini perlu diuji melalui rekonstruksi berbasis logika dan simulasi kejadian, agar dapat diketahui apakah posisi korban dapat terjadi secara alami atau sengaja diatur.***
Baca Juga: Belanja Kebutuhan Rumah Lebih Hemat dengan Promo Juli 2025 dari Blibli
Artikel Terkait
Jasad Diplomat Arya Daru Berpeluang di Ekshumasi, Eks Wakopolri RI Ingatkan Pentingnya Olah TKP Super Teliti
Diplomat Rawan Dibidik Sindikat? Todung Mulya Lubis Buka Suara Soal Kasus Kematian Arya Daru
Kematian Diplomat Arya Daru Sarat Kejanggalan, Analis Intelijen Soroti Potensi Faktor X dan Ancaman Tersembunyi
Kriminolog Nilai Sudah ada Kesimpulan Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru, Polisi Pertimbangkan Sensitivitas
Kejanggalan Terlihat di CCTV, Ahli Forensik Digital Tunjukkan Sosok Mencurigakan di Kasus Arya Daru
Data Digital Perlu Ditelusuri, Kepemilikan Lakban Bisa Jadi Kunci Soal Kematian Diplomat Arya Daru