Lebih lanjut, Abimanyu menyarankan agar penyidik memeriksa kemungkinan pembelian lakban di toko-toko fisik.
Ia menjelaskan bahwa transaksi QRIS yang digunakan di berbagai toko dapat ditelusuri untuk mengetahui identitas pembeli.
Informasi seperti warna lakban, waktu pembelian, hingga lokasi transaksi bisa menjadi data penting untuk menentukan apakah lakban itu dibeli oleh korban sendiri atau dibawa oleh orang lain.
Tak berhenti di situ, ia juga menyinggung pentingnya pemeriksaan barang-barang pribadi korban di kamar kos.
Bila lakban ditemukan tidak berkaitan dengan aktivitas korban sehari-hari, maka dugaan bahwa barang itu dibawa oleh pihak lain menjadi semakin kuat. Ia menilai bahwa penelusuran semacam ini belum terlihat secara transparan dalam proses penyidikan.
“Kita dari polisi baru dapat katanya, bukan datanya,” kritiknya terhadap langkah kepolisian.***
Baca Juga: Gibran Dikirim ke Papua Pembenci Heboh! Ade Armando: Itu Tugas Negara Bukan Pembuangan!
Artikel Terkait
Beredar Berbagai Teori Kematian Diplomat Kemenlu, eks Kabareskrim Ingatkan Jangan Terkecoh Opini Publik
Jasad Diplomat Arya Daru Berpeluang di Ekshumasi, Eks Wakopolri RI Ingatkan Pentingnya Olah TKP Super Teliti
Diplomat Rawan Dibidik Sindikat? Todung Mulya Lubis Buka Suara Soal Kasus Kematian Arya Daru
Kematian Diplomat Arya Daru Sarat Kejanggalan, Analis Intelijen Soroti Potensi Faktor X dan Ancaman Tersembunyi
Kriminolog Nilai Sudah ada Kesimpulan Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru, Polisi Pertimbangkan Sensitivitas
Kejanggalan Terlihat di CCTV, Ahli Forensik Digital Tunjukkan Sosok Mencurigakan di Kasus Arya Daru