Raja Ampat Terancam, Upaya Pemerintah Lemah, Aktivis Geram Ungkap Kerusakan Sudah Terlihat

Bisnisbandung.com - Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, menegaskan bahwa kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat aktivitas tambang nikel telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan.

Ia bahkan samapi nekat menyampaikan pandangan kritisnya dalam forum Indonesia Minerals and Expo 2025,

Dan Iqbal kini enyebut bahwa langkah penghentian sementara operasi tambang oleh pemerintah belum menjawab persoalan secara menyeluruh.

“Bahkan kami melihat secara langsung teman-teman scuba diving di sekitar Pulau Gag itu sudah melihat kehancuran terumbu karang di sana,” ucapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Kompas TV.

Baca Juga: Soal Izin Tambang di Raja Ampat, Menteri Bahlil Bisa Memicu Kekeliruan Baru? Ini Kata Aktivis Lingkungan

Iqbal menyoroti bahwa sejak beroperasinya tambang PT Gag Nikel pada 2017, kerusakan lingkungan terus meluas.

Ia mengungkapkan bahwa luas deforestasi di wilayah Raja Ampat sudah mencapai 500 hektare, dan sebanyak 300 hektare di antaranya terjadi di Pulau Gag.

Angka ini dianggap signifikan, terutama karena pulau-pulau kecil seperti Gag memiliki daya dukung lingkungan yang sangat terbatas.

Selain kerusakan hutan, Iqbal juga menekankan bahwa kerusakan terumbu karang telah diamati secara langsung oleh para penyelam di sekitar lokasi tambang.

Hal ini menjadi perhatian serius mengingat Raja Ampat merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia, yang menjadi andalan utama sektor ekowisata dan pelestarian laut Indonesia.

Baca Juga: Rakyat Nganggur, Elit Malah Rangkap Jabatan? Ini Sindiran Tajam Pengamat Politik

Dalam tanggapannya terhadap pernyataan Menteri ESDM mengenai jarak tambang dari pusat wisata yang disebut mencapai 30 hingga 40 kilometer, Iqbal menyampaikan bahwa pengambilan titik ukur yang digunakan pemerintah tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.

Ia menyebut sejumlah titik wisata populer seperti Wayag dan Black Rock yang jaraknya lebih dekat dengan lokasi tambang dibanding Pianemo, lokasi yang disebutkan oleh pemerintah. Menurutnya, cara pandang seperti itu berisiko menimbulkan persepsi keliru di masyarakat.

Baca Juga: Megawati Beri Wejangan ke Sufmi Dasco, Ada Pesan Balik untuk Prabowo