Lebih lanjut, Anies menyoroti proses revisi UU TNI yang dinilainya minim partisipasi publik.
Ia menyebut akses masyarakat terhadap draf final revisi sangat terbatas sementara forum diskusi terbuka juga nyaris tak terdengar.
"Keputusan sebesar ini seharusnya melibatkan publik seluas-luasnya. Apalagi TNI adalah milik rakyat," tegas Anies.
Anies pun mempertanyakan apakah keputusan yang diambil tergesa-gesa dapat menjamin hasil terbaik bagi negara dan bagi TNI itu sendiri.
Baca Juga: Pemerintah Jawa Barat Apresiasi 1000 Lebih Umat Hindu Gelar Melasti di Laut Segarajaya Bekasi
Ia berharap setiap kebijakan yang menyangkut pertahanan negara tetap berpijak pada nilai keadilan, demokrasi serta berorientasi pada penguatan institusi TNI ke depan.
"Kita semua ingin TNI yang profesional, kuat, namun tetap menjaga stabilitas dan demokrasi di negeri ini," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Hasan Nasbi Jawab Kontroversi Ucapan 'Dimasak Saja' Soal Teror Kepala Babi
Preman Minta THR Ditangkap, Dedi Mulyadi: Warga Jawa Barat Jangan Mau Ditakut-Takuti!
Adi Prayitno: Ucapan Hasan Nasbi Soal Kepala Babi ke Tempo Picu Amarah Publik
Normalisasi Sungai Mandek? Dedi Mulyadi Ungkap Biaya dan Mafia di Baliknya
Teror Tempo Dari Kepala Babi ke Tikus Dipenggal, Hendri Satrio: Ini Ancaman Serius
Halu Banget! M Sobary Sindir Jokowi: PSI Partai Super Tbk