Abuse of Power atau Respons Psikologis? Soal Kasus Penembakan oleh Oknum TNI

photo author
- Kamis, 20 Maret 2025 | 22:00 WIB
 Foto ilustrasi kasus penembakan.  (Pixabay/Vika_Glitter)
Foto ilustrasi kasus penembakan. (Pixabay/Vika_Glitter)

 bisnisbandung.com - Insiden penembakan yang melibatkan oknum TNI kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya terjadi kasus serupa yang menewaskan seorang pemilik rental, kini peristiwa di arena judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, memicu perdebatan lebih lanjut mengenai faktor penyebabnya.

Pengamat militer Selamat Ginting menilai bahwa kasus ini tidak hanya mencerminkan dugaan penyalahgunaan wewenang, tetapi juga mengungkap dinamika psikologis dalam institusi militer.

Menurut analisisnya, dalam kasus Bos Rental, korban sebenarnya telah mengetahui keterlibatan oknum militer dan sempat melapor ke pihak kepolisian.

Namun, laporan tersebut tidak mendapat respons yang memadai, sehingga korban mengambil langkah sendiri.

Baca Juga: Warga Jawa Barat Dapat Angin Segar, Gubernur Dedi Mulyadi: Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan

 Di sisi lain, tentara yang diduga sebagai pelaku merasa terancam karena dikelilingi oleh beberapa orang, yang akhirnya memicu tindakan fatal.

“Ini sudah menjadi psikologi tantara jika mereka merasa terdesak, mereka pasti akan menembak,” ujarnya dilansir dari youtube tvonenews.

 Situasi semacam ini memperlihatkan bagaimana respons psikologis tentara yang terlatih untuk bertindak dalam kondisi terdesak dapat berujung pada penggunaan senjata.

Selamat Ginting juga menyoroti pentingnya prosedur hukum yang jelas dalam menangani keterlibatan oknum militer dalam tindak pidana.

Baca Juga: Ridwan Kamil Diseret di Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB, Ini Klarifikasinya!

Jika sejak awal aparat kepolisian mengetahui bahwa pelaku berasal dari lingkungan militer, seharusnya kasus tersebut langsung dilimpahkan ke Polisi Militer untuk menghindari eskalasi yang lebih luas.

 Koordinasi yang kurang antara Polri dan TNI dalam menangani kasus-kasus seperti ini dapat memperburuk situasi dan memperbesar potensi konflik di lapangan.

Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa perbedaan mendasar dalam struktur administrasi dan keuangan antara TNI dan Polri juga berkontribusi pada disharmonisasi kedua institusi.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Anjlok, Awalil Rizky: Tata Kelola APBN 2025 Bermasalah Jangan Disangkal, Segera Perbaiki!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X