Bisnis Bandung - Tati Rohayati pengusaha kuliner dengan merk dagang "Cemilan Teh Tati" mengutarakan, ide awal usaha karena melihat tetangga banyak yang mencari belut dari sawah dan hasilnya selalu banyak
"Saya berpikir gimana caranya agar belut bisa tahan lama dan bisa dijual keluar kota. Maka saya mulai memproduksi Dengdeng Belut dengan nama Dengdeng Belut Teh Tati. Produksi mulai tahun 2019"
Tati Rohayati mengutarakan, kemampuan produksinya sekitar 1 kwintal perbulannya.
Dendeng Belut Teh Tati, dipasarkan ke sejumlah daerah, diantaranya yakni, Jakarta, Bandung, Bogor, Sukabumi, Bekasi, Cirebon, Jawa tengah dan Kalimantan.
Semantar di daerah Sumedang, sudah cukup populer.
Untuk memproduksi Dendeng Belut Teh Tati, bahan baku yang digunakan hanya belut di kasih bumbu bumbu rempah sehingga menjadikan makanan yang enak dan tidak bau amis.
Menurutnya untuk memproduksi Dendeng Belut Teh Tati, membutuhkan keahlian khusus, karena jarang yang bisa, dan biasanya jika yang tidak punya keahlian, biasanya produknya bau amis.
Baca Juga: Walaupun Diproduksi Tanpa Telur, Kue Kering Canit Ini Rasanya Tetap Renyah dan Enak
Untuk memproduksi membutuhkan waktu dari pertama, pembelian bahan baku sampai pengemasan 3 hari, itupun kalo panas/cuacanya bagus. Saat ini yang terlibat dalam proses produksi 3 orang.
Ia mengklaim, kelebihan produk Dendeng Belut Teh Tati yakni dikemas menggunakan standing pouch jadi kedap udara, dengdengnya gurih tidak bau amis dan tahan lama.
"Poduk sudah mengantongi sertifikat PKP, NIB, PIRT, sedangkan untuk sertifikat halal lagi diurus. Dengan mengantongi legalitas manfaatnya konsumen merasa aman, terus penjualan jadi meningkat karena bukan usaha abal abal", paparnya.
Produknya Dendeng Belut Teh Tati, dibadrol dengan harga Rp 60 ribu per 1/4 kilogramnya. Dendeng Belut Teh Tati, mampu bertahan 6 bulan di suhu ruangan kalo masuk lemari pendingin lebih awet. " Alhamdulillah penjualan semakin sini semakin meningkat"
Dendeng Belut Teh Tati, mampu bertahan 6 bulan di suhu ruangan kalo masuk lemari pendingin lebih awet
Produknya ada dua varian rasa yaitu rasa pedas dan biasa. Produkpun dijual mentah, setengah matang juga bisa. Pemasarannya menggunakan medsos ,WA,IG, FB, youtube, tiktok.
Baca Juga: Makna Toleransi Dalam Penganan Soto Kudus
Artikel Terkait
Kolaborasi Coklat dan Dodol Lahirkan Chocodot
Kue Garpu Membawa Kita Bernostalgia Ke Masa Lalu