Setiap ada pembeli bak bartender Eman memainkan alat serupa dengan gayung alumunium yang dalam, mengaduk atau mengocok sari-sari rempah sehingga keluar buih putih dari airnya.
Baca Juga: Inovasi Keripik Pisang Kemasan
Setelah buih dirasa cukup, barulah Eman menuangkan ke gelas besar. Buih pun meluap keluar tampak seperti bir sungguhan yang dikocok oleh bartender. Ia mengatakan busa yang dihasilkan berasal dari cengkeh bertemu kayu manis yang dikocok bersama es batu.
Tak butuh pengawet untuk meraciknya, Eman percaya kandungan cengkih di dalamnya dapat berfungsi juga sebagai pengawet alami, walaupun hanya tahan dua hari.
Kita dapat merasankan sensasi bir kocok ini di jalan Suryakencana, tepatnya setelah perempatan Gang Aut, sebelah kiri jika ke arah puncak. Sedangkan adiknya berjualan di ujung Jalan Roda, Kelurahaan Babakan Pasar, tak jauh dari sana.
Baca Juga: Bikin Penasaran, Curug Seke Potensi Wisata Tersembunyi di Sumedang
Eman dan adiknya berjualan mulai pukul 09.00, dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB atau lebih awal karena habis terlebih dahulu, tiap satu gelasnya dijual seharga Rp 5.000. Selain dijual per gelas, kita juga dapat membeli bir kocok versi botol. Sebotolnya dapat dibeli dengan harga Rp. 15.000.***
Artikel Terkait
Bikin Penasaran, Curug Seke Potensi Wisata Tersembunyi di Sumedang
Covid Berakhir, Bisnis Wisata Petualangan Semakin Cerah
5 Tempat Wisata di Kabupaten Bandung yang Instagramable
Unik, Sambut Ramadhan Warga Adat Miduana Gelar Kuramasan Di Sungai Cipandak
Eksplorasi Wisata Minat Khusus di Tebing Alam