Bisnis Bandung, ---- Rita, founder "dalita" mengungkapkan, menggeluti usaha kuliner sejak tahun 2017, berawal dari catering rumahan, 2019 berkembang membuat pangan olahan oncom, yaitu sambal oncom sangrai dan 2021 memproduksi olahan galendo menjadi brownies kukus galendo, bownies kering galendo, sagi galendo, sambal galendo.
Dengan visi misi menciptakan makanan tradisional dengan cita rasa modern.
"Berawal dari bantu orang tua diusaha catering, lalu terinspirasi membuat makanan yang simple, praktis dan enak".
Baca Juga: Kelezatan Ayam Kodok Menambah Nafsu Makan
Kapasitas produksi perhari bisa mencapai 20 kilogram. Untuk pengolahannya sendiri, Rita mengaku uji coba, trial dan mengkolaborasikan resep keluarga dengan trend kuliner milenial.
Pemasaran produk saat ini baru mulai merambah ke instansi, komunitas, relasi, dan reseller.
Bahan baku yang digunakan adalah bahan lokal, Oncom dan Galendo.
Oncom dan Galendo merupakan makanan tradisional khas Jawa Barat, budaya leluhur, yang harus dilestarikan agar bisa dinikmati setiap generasi.
Rita mengaku keahlianya diperoleh yaitu dengan bimbingan pelatihan cara pengolahan makanan yang baik, laik hygienies.
Jumlah karyawan tetapnya saat ini berjumlah 4 orang diproduksi dan 2 di management, selebihnya tenaga honorer disesuaikan berdasarkan order.
Keunggulan produk "dalita", mudah, praktis dan tahan lama tanpa pengawet, dan pastinya enak dan sehat, terlebih untuk Galendo mengkolaborasikan makanan tradisional bercita rasa modern.
1.Brownies kukus Galendo, dengan variant rasa green tea, coklat, original, talas, moccachino.
2.Brownies kering Galendo, dengan variant rasa coklat dan original.
3. Sagu Galendo, best seller dengan aroma khas sari pati minyak kelapa.
Untuk legalitasnya PIRT, HKI (on proses), Hallal (on proses).
Produknya dijual dengan kisaran harga Rp 18.000 - Rp 45.000.
Segmen pasarnya yakni menengah keatas.
Harga jual Sambal oncom Rp 20.000, Sagu Galendo Rp 45.000/250 gram, Brownies Galendo Rp 35.000, Brownies kering 25.000, Sambal Galendo oncom Rp 28.000, sambal Galendo ebi Rp 28.000.
Produk dijual melalui reseller, ecomerce, pusat oleh - oleh, tempat wisata, caffee, hotel.
Produk mampu bertahan/kadaluarsa 6-12 bulan.
Untuk optimalisasi pemasaan produk menggunakan media Whatsapp, ig , gofood , grabfood.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk usaha yakni dengan legalitas, jaringan, promosi.
Persaingan produk untuk catering sudah ada pasarnya sendiri, jaringan dan relasi, sedangkan untuk produk Galendo selama ini masih belum banyak produsen kulimer Galendo, karena sulitnya bahan baku juga langka di pasaran.
Untuk produknya sendiri kedepannya besar peluang untuk ke pasar global (eksport) karena kelapa salah satu favorit dunia.
Kendala yang dihadapi dalam kaitan produksi dan pemasaran yakni bahan baku Galendo dan pemasaran Oncom karena segmen pasarnya.
Untuk meningkatkan angka penjualan maka melengkapi legalitas sangat penting, saat ini tahapan melengkapi legalitas, SNI, halal , dan uji mutu.
Menurutnya peran serta pemerintah daerah sangat penting dan sudah dirasakan bagi kami umkm, menerima fasilitasi ,dari Kemenparekraf, Dsparbud, Dinas Koprasi , dinas ukm KBB , kadin Jabar , Rumah BUMN dan lain lain yang banyak memberi bimbingan.
Dari perbankan sendiri sudah banyak lampu hijau memberi kemudahan.
Menurutnya faktor yang mempengaruhi angka penjualan produk yakni legalitas, pemasaran semua memerlukan jaringan, promosi, iklan dengan era digital seperti sekarang ini harus banyak belajar untuk mengikuti jaman dan perubahan setelah pandemi.***