Bisnis Bandung - Pengusaha kuliner Sutjiati S.IP menceritakan, bergerak dibidang kuliner khususnya pengolahan ayam dibawah merek. "aykoba". Produk pertama "aykoba" adalah ayam kodok atau ayam cabut tulang.
Latar belakang diambilnya bisnis ini adalah masih jarangnya orang yang bisa mengolah ayam kodok atau ayam cabut tulang dan biasanya ayam kodok ini hanya dapat ditemui ditempat tempat pesta, ini yang melatarbelakangi memulai bisnis ayam kodok supaya ayam kodok dapat dikonsumsi kapan pun.
Aykoba sendiri singkatan dari AYam KOdok BAndung. Jangan salah produk ini halal, disebuat ayam kodok karena bentuknya merupai kodok karena sudah tidak ada tulangnya.
"Ayam kodok digeluti sejak tahun 2018. Usaha ayam kodok ini memang sangat bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan saya adalah Fisip, Jurusan ilmu Pemeritahan Unpad angkatan 91. Cinta kuliner tidak harus belakang F n B bukan", ungkapnya kepada Bisnis Bandung.
Sutjiati S.IP mengimbuhkan, dari ayam kodok merambah ke gepuk ayam yang sekarang gepuk bisa dijadikan hampers seperti halnya ayam kodok. Setelah itu tahun 2020 mulai aktif di umkm dan lahirlah produk baru yang lebih tahan lama yaitu abon ayam dan abon tabur pedas (sambal tabur).
Baca Juga: Mak Lampir Tiap Levelnya Bikin Penasaran
Kemampuan produksi untuk semua jenis produk dalam sebulan sekitar 200 kilogram ayam.
Bahan baku untuk produk ayam aykoba dari lokal. Untuk membuat ayam kodok tidak perlu keahlian khusus hanya cukup telaten saja dan mau belajar.
Untuk produksi Sutjiati S.IP mengaku dibantu oleh 3 orang karyawan.
Range harga untuk produk aykoba, mulai dari Rp 10 ribu sampai dengan Rp 195 ribu. Pemasaran melalui offline dan online. Terutama ig dan WA, dengan segmen pasar dari umur 17 - 60 tahun.
Keunggulan produknya, untuk ayam kodok mempunyai varian isi 4 macam sosis, telor, campuran telor ditambah sosis dan full daging dengan dilengkapi saos yang creamy. Cocok untuk segala waktu maupun hampers.
Produk sudah mengantongi legalitas, halal, pirt. Untuk abon setelah mempunyai pirt dan halal memperluas pemasaran salah satunya menjadi pemasok abon untuk one brand lupba (merek komunitas umkm alumni unpad).
Dalam 1 bulan mampu memproduksi sekitar 200 kilogramayam menjadi (ayam kodok, gepuk, abon, dan sambal tabur abon)
Baca Juga: Bikin Ngiler, Keripik Gedebog Pisang Tembus Pasar Luar Negeri hingga Singapura dan Taiwan
Produk masih dijual lokal dan regional. Untuk ayam kodok bertahan 3 hari di dalam kulkas sementara abon 6 bulan
Sutjiati S.IP mengatakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas usaha yaitu dengan pemakaian bahan baku yang berkualitas dan kemasan yang menarik dan cantik
Persaingan produk untuk ayam kodok relatif bagus karena jarang yang memproduksi ayam kodok untuk "ready" tiap hari sementara untuk abon karena masih baru jadi masih harus berjuang untuk naik diantara brand - brand abon yang sudah ada lebih dulu.
Faktor yg mempengaruhi angkat penjualan adalah rasa yang enak, kemasan menarik
Harga yang semakin meroket dan tidak menentu terutama untuk minyak menjadi kendala untuk menjaga kestabilan produksi dan harga abon.
Menurut pengakuannya, peran pemerintah dalam hal ini Dinas KUKM sangat mendukung dengan banyaknya pelatihan kemasan dan digital, pungkasnya kepada BB. ***
Artikel Terkait
Unik, Dendeng Belut Jadi Salah Satu Produk Unggulan Sumedang.
Singkong Thailand Rasa Manis Legit dan Gurih Cocok untuk Berbuka Puasa