Suspensi adalah penghentian sementara perdagangan, jika suatu saham terkena suspensi maka investor tidak dapat menjual sahamnya hingga status suspensinya dicabut.
Jangka waktunya bervariasi tergantung dari penyebab suspensi itu sendiri dan bagaimana tidakan emiten dalam memenuhi apa yang diminta oleh bursa.
Investor baru bisa menjual saham ketika status suspensinya dicabut, namun semakin serius masalahnya, kemungkinan suspensinya juga akan semakin lama dan jika sudah seperti ini biasanya emiten berpotensi untuk delisting tanpa ada kesempatan investor untuk jual saham terlebih dahulu.
Delisting itu sendiri adalah penghapusan pencatatan saham emiten dari bursa oleh BEI.
Ada 2 jenis delisting, yaitu penghapusan dengan paksa (forced delisting) dimana hal ini menjadi risiko yang besar para investor karena investor bisa saja kehilangan seluruh modalnya.
Baca Juga: Ini Prediksi Harga Crypto Bitcoin dan Emas pada 2025 Versi Robert Kiyosaki
Yang kedua adalah delisting secara sukarela atau perusahaan tersebut go private. Delisting tipe kedua ini biasanya menguntungkan para investor karena biasanya saham yang beredar akan di beli dengan harga yang cukup tinggi.
Jika ada kesempatan, investor sebaiknya segera menjual saham yang sudah dinyatakan atau memiliki sinyal-sinyal akan delisting, baik di pasar reguler maupun negosiasi.
Namun tentunya, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Sebelum membeli saham, pilihlah dengan cermat dan analisis secara menyeluruh kondisi fundamentalnya.
Baca Juga: Arti Nama Anak Perempuan dan Laki-laki Dalam Bahasa Arab: Referensi Bagus!
Membeli saham lalu ditinggal tidur itu adalah keputusan yg sangat beresiko, sebagus apapun reputasi perusahaan pada saat ini, suatu saat bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan investor.
Sehingga, setelah membeli pantaulah secara berkala kinerja emiten dengan teliti baik itu fundamentalnya ataupun pergerakan harga sahamnya.***
Artikel Terkait
Hati -Hati, Gubernur The Fed Memperingatkan Harga Crypto Bisa Jatuh ke Nol
Meski Pendapatan Meroket, Laba Indosat (ISAT) Justru Turun 30% Pasca Penggabungan Usaha
Harga Batu Bara Lesu, Adaro (ADRO) Umumkan Buyback Saham Rp 4 Triliun
Di Launching JPP, Wamendag Jerry Sambuaga Ungkap Potensi Luar Biasa Aset Kripto Capai Ratusan Triliun
Kota Terbesar Kedua di Korea Selatan Ini Memiliki Visi Menjadi Crypto Hub
Ini Prediksi Harga Crypto Bitcoin dan Emas pada 2025 Versi Robert Kiyosaki