Menurut advisor treasury Bank BJB, Jhon Barus sektor komoditi merupakan sektor yang tidak terdampak serius dengan kenaikan suku bunga dikarenakan harga komoditi yang sedang tinggi, ujarnya dalam acara Power Lunch di CNBC hari ini (22/9).
Beberapa komoditi yang bisa kita pantau adalah batu bara dan nikel tambah Jhon Barus.
Baca Juga: Harga Crypto Bitcoin Naik Seiring Pidato The Fed yang Mengumumkan Kenaikan Suku Bunga 0.75 Poin
Dengan terbatasnya supply batu bara dan harga batu bara yang telah menyentuh USD 500, beberapa saham seperti PT. Bukit Asam, Tbk (PTBA), PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITMG) dan PT. Adaro Energy Indonesia, Tbk (ADRO) masih menarik.
Hal ini karena perusahaan tersebut memproduksi batu bara tinggi kalori sehingga dapat diserap di pasar Eropa.
Komoditi selanjutnya adalah nikel. Harga nikel diprediksi masih akan naik dikarenakan sentiment baterai listrik dan kendaraan listrik (Electric Vehicle).
Beberapa saham seperti PT. Vale Indonesia, Tbk (INCO), PT Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dan PT Timah Indonesia, Tbk (TINS) dapat dipantau.
Beberapa perusahaan tersebut diprediksi akan mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk memasok baterai kendaraan listrik yang akan di buat di Indonesia, salah satunya kemungkinan adalah Tesla yang akan berinvestasi di Indonesia.***
Artikel Terkait
Inflasi Argentina yang Melonjak Telah Mendorong Meningkatnya Penggunaan Cryptocurrency, Utamanya stablecoin
Presiden AS Joe Biden Menyatakan Inflasi Tidak Melonjak Selama Berbulan-bulan
Inflasi Mendorong Federal Reserve Menaikkan Suku Bunga sebesar 75bps