Bisnis Bandung - Kondisi pandemi yang menghantam sebagian besar negara di dunia telah berdampak pada ekonomi, termasuk Kenya.
Sebagian besar orang terutama pemuda di Kenya mulai mencari potensi lain untuk penghasilan mereka, salah satunya dengan Crypto.
Dikutip bisnisbandung.com dari news.bitcoin.com (25/7/2022), setelah pandemi Covid-19 menyebabkan saluran pendanaan tradisional mengering,
Beberapa aktivis Afrika merespons dengan mengumpulkan dana melalui penjualan Cryptocurrency dan non-fungible token (NFT).
Baca Juga: Membayar Pembunuh dengan Uang Mertuanya Kopda Muslimin Kedapatan Tewas di Rumah Orangtuanya
Dana yang terkumpul pada gilirannya memastikan pensponsoran pekerjaan kesejahteraan para aktivis terus berlanjut tanpa hambatan terkait tantangan terkait pandemi.
Meskipun Cryptocurrency masih relatif baru bagi beberapa aktivis, seorang direktur nirlaba yang berbasis di daerah kumuh Kenya yang dikenal sebagai Kibera dikutip dalam laporan Thompson Reuters Foundation yang menyatakan bahwa ini sebenarnya adalah cara yang lebih cepat untuk mengumpulkan dana.
“Menggalang dana melalui Cryptocurrency adalah sesuatu yang baru bagi kami."
"Tetapi sekarang akan menginformasikan bagaimana kami menerapkan kegiatan kesejahteraan sosial kami karena kami telah melihat seberapa cepat kami dapat melanjutkan penggalangan dana" jelas Byrones Khainga, direktur layanan teknis di Proyek Kebutuhan Manusia.
Baca Juga: Pernyataan Sikap Ketua Umum HMI Cabang Sukabumi Terkait Jelang Pemilu 2024
Artikel Terkait
Platform Perdagangan Crypto Terbesar Amerika Serikat, Coinbase Tengah di Ambang Palu SEC
Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Jabar Masih Tinggi
Dukungan Bitcoin Bereaksi Jelang Pengumuman The Fed, Pasar Crypto Mulai Bangkit
Komunitas Cryptocurrency Memprediksi Harga Crypto Cardano (ADA) Melonjak 56% pada Akhir Agustus
Harga Crypto Bitcoin Naik Seiring Pidato The Fed yang Mengumumkan Kenaikan Suku Bunga 0.75 Poin
Crypto Cardano (ADA) Masuk 10 Besar Kepemilikan BNB Whales Menjelang Vasil Hard Fork