"Yang dipromosikan yaitu investasi pada sektor energi baru terbarukan serta sektor perikanan, pertanian, dan peternakan," katanya.
Untuk keberhasilan investasi hijau, beberapa bussiness meeting telah dilakukan, diantaranya audiensi bersama Caltech membahas Proyek LRT dan SPAM Jatigede, serta Business Meeting dengan Danish Embbasy dan Vestas membahas PLTB Garut.
Selain itu sudah dilakukan pula Investment Working Group Indonesia – Singapura yang menawarkan project Desa Digital, SPAM Jatigede, TPPAS Cirebon dan EKRAF-UMKM.
"Kami juga sudah melakukan Road to G20 Summit yaitu Briefing Session on Indonesia Investment Opportunity For South Korean Investor and Businessman, Project Udang Vaname," tuturnya.
Baca Juga: Mitra Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Terus Tumbuh, Bhinneka Dorong UMKM Mahasiswa Go National
Sebagai upaya menyokong keberhasilan investasi hijau pun dilakukan business meeting dengan PT Mtceh membahas Project Desa Digital.
Keseriusan Pemerintah Provinsi Jabar mengembangkan ekonomi hijau pun terlihat dari dibuatnya unit bisnis energi baru terbarukan oleh BUMD PT Migas Utama Jabar (Perseroda).
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Migas Utama Jabar, Begin Troys meski dirinya belum bisa mengungkapkan lebih jauh tentang unit bisnis tersebut karena perdanya belum disahkan.
"Ini bagian dari strategi bisnis kami. Setelah perda disahkan, kami akan mengungkapkannya lebih dalam," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi pasar moodal, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jabar, Reza Sahadat Shahmeni mengungkapkan, semakin banyak investor maupun manajer investasi yang mulai menerapkan investasi hijau dalam menyusun portofolionya.
Di BEI saat ini terdapat 4 indeks ESG yaitu Sri Kehati, ESG Leaders, ESG Sector Leaders, serta ESG Quality 45 IDX Kehati.
Reza pun menyatakan, pihaknya berkomitmen terus melakukan pengembangan investasi berkelanjutan dan peningkatan praktek ESG.
Menurutnya, upaya pengembangan investasi berkelanjutan dan peningkatan praktek ESG tersebut sudah ditunjukkan dengan bergabungnya BEI menjadi anggota United Nations Sustainable Stock Exchange (SSE) Initiative sejak April 2019.
Baca Juga: Blok Rokan Diharapkan Memperbaiki Lifting Migas Indonesia
Reza menyatakan, dirinya belum memiliki data jumlah investor yang tertarik pada hingga jumlah emiten yang bergerak di bidang investasi hijau di Jabar.
Artikel Terkait
BANK INDONESIA KRITIK PENGGUNAAN LIBRA SEBAGAI MATA UANG
Harga Cabai Terus Naik, Bank Indonesia Jabar Beri Pesan Untuk Para Ibu Rumah Tangga